Lihat ke Halaman Asli

Tanpa Sneijder, Ballon d'Or Memalukan

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1291807745229628186

[caption id="attachment_79058" align="aligncenter" width="300" caption="Kampiun Liga Champions (zimbio)"][/caption]

12918079911961746519

Secara mengejutkan Wesley Sneijder tak masuk dalam 3 kandidat peraih FIFA Ballon d'Or 2010. Mengejutkan? Benar. Sebelumnya, Sneijder bersama Xavi Hernandez temasuk yang amat diunggulkan sebagai pemain terbaik dunia tahun ini. Bahkan, Andres Iniesta sendiri mengunggulkan Sneijder. Tapi, tak dinyana, tak diduga, nama Sneijder tak muncul dalam shortlists yang mencantumkan Xavi, Lionel Messi, dan Iniesta. Sepertinya ada yang salah dalam proses pemilihan kali ini. Tapi, apa? FIFA Ballon d'Or kali ini adalah merger dari Ballon d'Or (pemain terbaik Eropa pilihan Majalah French Football) dan FIFA World Player of the Year. Proses pemilihannya pun kini memadukan keduanya. Jika sebelumnya FIFA mengambil suara dari pelatih timnas, kapten timnas (208 timnas), dan wakil dari FIFPro, kini ditambah dengan suara dari 100 jurnalis (96 negara). Proses yang tampak fair. Benarkah? Kembali ke Sneijder. Gelandang serang Belanda dan Inter Milan ini memang layak paling tidak menjadi 1 dari 3 nama dalam shortlist. Penampilan konsistennya tak dimungkiri menjadi kunci sukses Inter meraih treble. Bandingkan dengan Xavi, Iniesta, dan Messi yang hanya meraih gelar juara La Liga musim lalu. Bagaimana dengan Piala Dunia 2010? Sepengetahuan saya, penilaian yang diberikan berdasar pada penampilan pemain dalam satu musim kompetisi (2009-2010). Dengan kata lain, Piala Dunia dan parun pertama kompetisi 2010-11 seharusnya dikesampingkan karena sudah di luar kalendar kompetisi. Namun, dari apa yang terjadi sebelum ini, tampaknya selalu diabaikan tiap kali penghargaan bertepatan dengan gelaran Piala Dunia. Bahkan, penampilan Piala Dunia bisa dibilang memiliki andil besar. Pada 1998, Zinedie Zidane terpilih, Ronaldo (2002), dan Fabio Cannavaro (2006). Dari tiga kali kesempatan tersebut, pemain yang ada di 3 besar adalah finalis atau pencetak gol terbanyak Piala Dunia. Anggap saja Piala Dunia lalu juga dinilai. Di Afrika Selatan lalu, Sneijder mampu membawa Belanda ke partai puncak dan dia 4 kali terpilh menjadi Man of the Match. Selain itu, Sneijder pun menyumbang 5 gol serta ada menjadi pemain terbaik kedua dalam turnamen. Lewat pencapaian di atas, Sneijder hanya bisa disaingi oleh Xavi yang juga tampil konsisten sepanjang musim lalu bersama Barca dan gemilang di Piala Dunia. Tak ada yang menyangkal jika Xavi adalah ruh dari tiqui-taca Spanyol. Bagaimana dengan Messi? Si jenius asal Argentina ini mencuri perhatian lewat penampilannya bersama Barcelona sepanjang musim lalu. Messi sukses mengoleksi 34 gol yang membuatnya menjadi pemain paling produktif di Eropa musim lalu. Namun, Messi gagal mengantar Argentina sukses di Piala Dunia. Satu nama terakhir adalah Iniesta. Dia memang menjadi pencetak gol kemenangan yang membawa Spanyol menjuarai Piala Dunia. Tapi, apakah dia kunci dari sukses Spanyol di Piala Dunia itu? Seperti yang tertulis di atas, kunci Spanyol ada pada diri Xavi. Di panggung klub, musim lalu Iniesta hanya tampil 20 kali karena bekapan cedera. Jika boleh membandingkan, kontribusi Gerard Pique untuk Barcelona dan Spanyol rasanya lebih bagus. Lalu, bagaimana bisa nama Sneijder tak muncul? Ini tentu tak lepas dari pilihan. Suara Sneijder sudah bisa dipastikan tak sebanyak Xavi, Messi, dan Iniesta. Para kapten timnas negara-negara kecil saya perkirakan lebih memilih trio Barcelona ketimbang Sneijder. Ya, ini terkait ekspos dari media. Negara kecil hanya bisa melihat aksi Sneijder di Liga Champions (di samping Piala Dunia). Selebihnya, mereka lebih melihat aksi-aksi pemain di Liga Inggris atau Spanyol. Di Indonesia saja, liputan Liga Inggris dan Spanyol jauh lebih besar ketimbang Serie A. Ini terkait dengan kompetisi yang disiarkan televisi (secara gratis). Bukankah masih ada pilihan dari jurnalis yang seharusnya lebih objektif? Benar, masih ada mereka. Namun, apakah jurnalis yang terpilih benar-benar mewakili pilihan "rakyat"?. Siapa yang berhak menunjuk jurnalis? Tentu saja FIFA. Muncul kabar, jika jurnalis yang terpilih tak semuanya berasal dari media besar. Tak sedikit dari mereka yang berasal dari media kecil (lingkup kota). Bahkan, ada pula yang menyebut tak sedikit jurnalis yang bestatus freelance dan kini lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja di FIFA. Sedangkan untuk jurnalis wakil Spanyol, dipilih Paco Aguilar dari El Mundo Deportivo. Seperti diketahui El Mundo Deportivo adalah harian olahraga yang "berteman" dengan Barcelona. Apapun itu, satu hal yang pasti, meski pemilihan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia dikatakan sarat kontroversi, tak masuknya Sneijder, pemain yang tampil luar biasa sepanjang musim lalu, dalam daftar 3 besar sudah menjadi hal yang memalukan dunia sepak bola.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline