Lihat ke Halaman Asli

The Social Network Fiksi?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12892407872087024142

[caption id="attachment_74224" align="alignleft" width="300" caption="(Google)"][/caption] Nonton bareng The Social Network (TSN) menjadi salah satu agenda perayaan HUT Kompasiana ke-2. Sayang, saya tak bisa ikut rekan-rekan Kompasianer nonton bareng film yang skenarionya ditulis Aaron Sorkin dan disutradarai David Fincher ini. Selain sudah menyaksikan, kebetulan Sabtu depan saya ada kegiatan lain. Satu hal yang pasti, film ini memang layak menjadi tontonan. Namun, tentu saya tak ingin merusak acara dengan membeberkan jalan cerita film ini. Saya hanya tertarik dengan kontroversi yang menyelimuti film ini. Benar, kontroversi. Pada hari pertama pemutaran, TSN sukses meraup USD8 juta. Predikat box office pun kontan dilekatkan. Rasa penasaran publik terkait siapa sebenarnya Mark Zuckerberg, empunya Facebook, dan kisah di balik sukses Facebook menjadi resep sukses TSN. Selain itu, tentu saja penggarapan film yang memang apik. Kontroversi muncul karena sejak awal Zuckerberg dan kubu Facebook menolak keabsahan TSN. Bahkan, di beberapa kesempatan (termasuk di acara Oprah Winfrey), Zuckerberg menyebut TSN adalah sebuah fiksi. Seperti diketahui, TSN sendiri diangkat berdasarkan buku The Accidental Billionaires karaya Ben Mezrich. Buku inipun dulu disebut fiksi oleh Zuckerberg. Saat ini, paling tidak ada 2 buku yang mengupas tentang Facebook. Selain The Accidental Billionaires, ada The Facebook Effect: The Inside Story of the Company That Is Connecting the World karya David Kirkpatrick. Zuckerberg lebih "merestui" kisah dalam buku karya Kirkpatrick. "Mereka memiliki dua pilihan buku sebagai dasar (film) dan mereka berdasarkan buku fiksi," ujar Zuckerberg. "Alasan mengapa kami (Facebook) tak berpartisipasi adalah karena sudah jelas semuanya fiksi sejak awal. Semua review (tentang buku) dari orang yang terlibat mengatakan ini fiksi. Film ini berdasar buku itu. Saya tak tahu harus mengatakan apalagi." Dalam sebuah acara tanya jawab (bisa dicari di Youtube), Zuckerberg mengatakan jika sejak awal, frame dari film sudah salah. Bahkan, Zuckerberg mengatakan adanya karakter wanita yang sengaja dibuat (aslinya tak ada). Hmmm, siapakah dia? Jika mengikuti kisah Zuckerberg, Anda tentu bertanya, kemana sosok Priscilla Chan, wanita yang disebut ada di samping Zuckerberg saat membangun Facebook? Saya juga penasaran. Rasanya memang akan sulit membuat film tentang seorang "geek" yang menurut pengakuan bersangkutan, duduk di depan komputer selama berjam-jam membangun Facebook adalah kegiatan rutinnya. Hmmm, tentu akan jadi film yang membosankan. Lalu, bagaimana pendapat orang-orang yang dekat dengan Zuckerberg, yang juga ikut membangun Facebook? "Menarik melihat masa lalu saya ditulis ulang dengan memunculkan hal yang tak penting dan meninggalkan hal yang benar-benar dilakukan. Di luar itu, it's just cool bisa melihat sebuah dramatisasi sejarah," ujar Dustin Moskovitz, co-founder Facebook. "It's crazy because all of a sudden Mark becomes this person who created Facebook to get girls or to gain power. Bukan itu yang terjadi. It was a little more boring than that," Chris Hughes, co founder Facebook lain. Sementara itu, Aaron Sorkin, penulis skenario TSN mengatakan tak ada yang direkayasa dalam film ini. "Film ini bukan fiksi. Film ini berdasar sumber yang mendalam," ujarnya. Tak ada yang mengetahui kisah di balik terciptanya Facebook. Bisa saja TSN benar-benar kisah nyata. Zuckerburg mungkin saja tak mangakui karena pencitraannya di dalam film (silakan saksikan sendiri). Bisa pula film ini memang fiksi seperti yang disebut Zuckerburg. Yang pasti, tak peduli kisah nyata atau bukan, film ini sangat layak ditonton dan banyak hal positif yang bisa diambil. Jauh lebih positif ketimbang film "Setan Facebook" tentu saja.... Selamat nonton bareng! Dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline