Media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam komunikasi di era sekarang. Penggunaan dari media sosial pada saat ini sangatlah mudah. Semua orang dapat mengirimkan informasi kepada teman atau publik dengan sangat cepat.
Namun tak jarang terdapat oknum-oknum yang menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan berita atau informasi palsu (hoax) sehingga apa yang diterima oleh orang lain tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Kalangan muda atau remaja sering kali menjadi sasaran dari penyebaran berita palsu. Sehingga hal ini lantas menjadi perhatian tersendiri bagi Tim KKN UM Desa Kalipare untuk menyelenggarakan pelatihan penggunaan media sosial bagi remaja.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Juli 2021 secara online melalui aplikasi google meet yang dihadiri oleh siswa-siswi SMA Jendral Sudirman Desa Kalipare.
Pemateri dari kegiatan pelatihan ini adalah Ersa Ba'abdullah selaku koordinator dari tim KKN dan dipandu oleh Nabiila Ziyaani sebagai moderator pelatihan. Materi yang disampaikan berupa mengenali karakteristik dari berita hoax, cara membedakan berita hoax dan non-hoax, serta menyikapi berita hoax yang diterima.
Di akhir pelatihan tersebut diadakan sesi diskusi dan tanya jawab antara pemateri dan peserta pelatihan. Beberapa siswa bertanya mengenai sikap saat menerima berita hoax juga ciri-ciri yang lebih spesifik mengenai berita hoax.
"Ciri-ciri dari berita hoax adalah cenderung menggunakan kata-kata yang mengajak dan berlebihan, sehingga saat mendapatkan sebuah berita atau informasi alangkah lebih baiknya untuk dibaca dengan seksama dan hati-hati" ujar Ersa Ba'abdullah pada saat menjawab pertanyaan salah satu peserta. Selain itu, sebelum pelatihan tersebut ditutup, moderator mengumumkan beberapa penanya terbaik dan teraktif sebanyak 3 siswa yakni Alberta, Silvi Indrian, dan Lailatul yang akan diberikan hadiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H