Lihat ke Halaman Asli

Yustisia Kristiana

TERVERIFIKASI

Akademisi

Menyantab Martabak HAR yang Tak Lekang oleh Waktu

Diperbarui: 7 November 2022   08:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Martabak HAR (foto: dokumentasi pribadi)

Martabak HAR adalah pilihan kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke Palembang, selain pempek. Martabak khas India ini diperkenalkan oleh Haji Abdul Razak.

Haji Abdul Razak adalah saudagar keturunan India yang merantau ke Kota Palembang. Haji Abdul Razak memiliki kerinduan akan makanan khas dari India lalu muncul keinginan untuk memiliki bisnis makanan sehingga berdirilah martabak HAR pada 7 Juli 1947 di Jalan Sudirman. Nama Haji Abdul Razak kemudian dijadikan singkatan dari nama Martabak HAR.

Keunikan Martabak HAR

Martabak HAR adalah martabak telur. Namun yang membedakan dengan martabak telur pada umumnya yaitu tidak terdapat potongan bawang, daun bawang, daging, serta bahan lainnya. Bahan dasar yang menjadi adonan kulit martabak adalah tepung terigu. Adonan kulit yang diisi telur ayam atau bebek ini lalu dilipat berbentuk persegi empat dan digoreng di atas wajan penggorengan.

Martabak yang telah matang kemudian disajikan dengan kuah kari kental serta ditambahkan cabai rawit yang dicampur dengan kecap asin. Kuah kari yang kental ini berasal dari potongan kentang ditambah dengan daging sapi. Inilah yang memberikan cita rasa yang unik dan gurih.

Martabak HAR memiliki beberapa gerai di Kota Palembang. Rumah makan yang merupakan cabang resmi dari Martabak HAR akan terdapat foto Haji Abdul Rozak, baik itu di dalam rumah makan maupun pada papan nama.

Rumah makan Martabak HAR di Kota Palembang (foto: dokumentasi pribadi)

Selain martabak, di rumah makan Martabak HAR tersedia juga makanan lainnya seperti roti cane, nasi biryani, dan nasi minyak.

Kuliner Legendaris

Kuliner daerah yang memiliki cita rasa khas memang tak lekang oleh waktu. Itulah yang kemudian dikenal sebagai kuliner legendaris, karena masih dapat dinikmati hingga kapan pun.

Bukan hanya soal rasa, nilai tradisi menjadi cerita tersendiri yang melengkapi saat menikmati kuliner legendaris. Mulai dari bahan-bahan yang otentik, proses pembuatan yang khas hingga cara penyajian yang unik menjadi daya tarik pengunjung untuk mencicipinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline