Lihat ke Halaman Asli

Yustisia Kristiana

TERVERIFIKASI

Akademisi

Menyusuri Lorong Waktu di Pasar Triwindu

Diperbarui: 4 April 2022   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Triwindu (foto: dokumentasi pribadi)

Pasar Triwindu, sebuah pasar barang antik yang berada di Ngarsopuro, Jalan Diponegoro, Kota Solo. Lokasi Pasar Triwindu dekat dengan keramaian Kota Solo sehingga mudah untuk diakses. 

Sejarah Pasar Triwindu

Mengutip dari official website Puro Mangkunegaran, Pasar Triwindu dibangun pada tahun 1939 pada masa pemerintahan Mangkunegoro VII. Pembangunan ini merupakan hadiah ulang tahun dari Gusti Noeroel Kamaril kepada ayahnya, Mangkunegara VII yang bertepatan dengan tiga windu kenaikan tahta beliau. Pasar ini diberi nama Triwindu, berasal dari dua gabungan kata yaitu tri dan windu. Tri dalam bahasa Jawa berarti tiga, dan windu berarti delapan tahun. Triwindu memiliki arti 24 tahun.

Pasar Triwindu awalnya hanya terdiri dari sederetan meja yang berjajar untuk menjajakan jajanan pasar atau kuliner, kain, majalah maupun koran. Namun mulai pada tahun 1960, para pedagang mulai mendirikan kios-kios kecil dan kemudian menjadi pusat transaksi barang antik.

Pada bulan Juli 2008, Pasar Triwindu dipugar mengikuti arsitektur Jawa. Area berjualan pada awalnya hanya satu lantai lalu kemudian menjadi dua lantai. Mengikuti peremajaan tersebut, nama pasar ini sempat berubah menjadi Pasar Windujenar. Pada tanggal 17 Juni 2011, pasar ini dibuka dan diresmikan oleh Walikota Surakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan kembali ke nama Triwindu.

Prasasti Peresmian Pasar Triwindu (foto: dokumentasi pribadi)

Masa Lalu Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya

Berjalan di lorong Pasar Triwindu seperti menyusuri lorong waktu. Berbagai barang antik dan kuno dapat ditemui di sepanjang lorong-lorong ini. Barang antik seperti teko dan cangkir klasik, perkakas rumah tangga, uang kuno, alat permainan tradisional, pusaka kuno, mesin jahit klasik hingga pemutar piringan hitam, seakan membawa ke masa lalu.

Singer, Mesin Jahit Klasik (foto dokumentasi pribadi)

Gramophone, Pemutar Piringan Hitam (foto: dokumentasi pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline