Lihat ke Halaman Asli

Pemimpin Tak Akan Ingkar Janji

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak lama lagi, pasangan terpilih pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur akan dilantik. Kaltim segera akan dipimpin oleh pasangan gubernur dan wakil gubernur yang baru, yang adalah petahana gubernur dan mantan ketua DPRD Propinsi Kalimantan Timur.

Jika mengingat kembali tahapan-tahapan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, dibanding dengan Pilkada Jakarta, Jawa Barat atau Jawa Tengah, Pilkada Kalimantan Timur jauh lebih senyap. Masyarakat pemilih saat itu dingin dalam menyambut perhelatan politik untuk menentukan pemimpin barunya. Bisa jadi masyarakat pemilih tahu bahwa tak akan terjadi perubahan yang berarti sebagai hasil dari pemunggutan suara di saat Pilkada.

Dan benar, sosok yang mencalonkan diri baik sebagai gubernur maupun wakil gubernur untuk bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan daerah Kalimantan Timur periode 2013 – 2018 adalah orang-orang yang dikenal masyarakat, namun tidak tercatat mempunyai prestasi yang luar biasa untuk masyarakat kebanyakan. Tak heran jika kemudian banyak warga mengatakan “Siapapun yang jadi gubernur, hidup kami tidak akan berubah”.

Atmosfer apatisme dan pesimisme begitu terasa, pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kaltim dipayungi mendung tingginya angka pemilih yang tidak menggunakan hak suara. Dan benar dari hitung-hitungan pada saat pemunggutan suara, ternyata perolehan suara yang dikantongi oleh pasangan pemenang kalah dengan jumlah suara pemilih yang tak menggunakan haknya atau sengaja merusak kertas suara.

Dalam keadaan seperti ini sesungguhnya hanya satu yang mesti ditunjukkan oleh gubernur dan wakil gubernur setelah dilantik nanti. Mereka harus menunjukkan kinerja yang mampu menjawab apatisme dan pesisme masyarakat akan kepemimpinannya. Menjadi ‘pemimpin baru’ yang bukan hanya ‘mengerjakan sesuatu yang benar’ melainkan juga ‘mengerjakan sesuatu dengan benar’.

Apa yang digambarkan oleh masyarakat kebanyakan tentang pemimpin saat ini adalah sosok yang kerap ingkar janji. Membual dengan janji-janji selangit saat belum terpilih, dan lupa janji itu begitu duduk di kursi empuk kepemimpinan. Rangkaian janji, program, kegiatan yang direncanakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat tak lagi menarik untuk para pemilih. Pemilih tahu kalau kelak janji-janji itu akan dikalahkan dengan janji-janji terhadap partai atau kelompok pengusung dan pendukung untuk merebut jabatan sebagai kepala daerah.

Namun selalu tersedia skenario optimistik lainnya. Bagaimanapun juga pemimpin baru telah terpilih dan masyarakat butuh pemimpin. Kepemimpinan yang baik bukan hanya produk dari sosok atau pribadi dari pemimpin itu sendiri melainkan juga ada ruang andil masyarakat luas. Masyarakat tetap punya ruang untuk memantau, mengawasi dan mengkritisi jalannya kepemimpinan di daerahnya. Dengan laku itu maka diharapkan pemimpin menjadi lebih punya perhatian kepada kepentingan masyarakat dibanding dengan kepentingan sendiri dan kelompoknya.

GERGAJI atau Gerakan Tagih Janji adalah sebuah upaya yang dimaksudkan untuk mendorong masyarakat pemilih di Kalimantan Timur melakukan pemantauan atas janji-janji yang disampaikan oleh kandidat yang kemudian memenangkan Pilkada Kaltim.

Untuk mendorong gerakan itu maka Pokja 30, sebuah organisasi non pemerintah yang dikenal sebagai pemantau kebijakan publik membuat sebuah video dokumenter dengan judul ‘Pemimpin Tak Akan Ingkar Janji’. Dalam video dokumenter itu dirangkum janji-janji kandidat selama masa kampanye termasuk ketika menyampaikan visi misi kandidat di depan sidang paripurna DPRD Propinsi Kalimantan Timur. Beberapa janji kandidat disampaikan dengan sangat spesifik, menyebut angka, target capaian dan rentang waktu, dengan demikian akan mudah diukur oleh masyarakat banyak.

Tanggak 17 Desember 2013, pasangan Awang Faroek Ishak dan Mukmin Faisjal akan dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur propinsi Kalimantan Timur periode 2013 – 2018, bagi gubernur Awang Faroek Ishak ini adalah periode kepemimpinannya yang kedua. Dan buat masyarakat Kalimantan Timur, video dokumenter ‘Pemimpin Tak Akan Ingkar Janji’ bisa menjadi alat atau perangkat untuk mengukur sejauh mana janji-janji pemimpin yang terpilih itu diwujudkan, jika tidak maka masyarakat mempunyai hak untuk menagihnya.

Selamat kepada pasangan AFI-Mukmin, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menepati janji-janjinya.

Pondok Wiraguna, 27 November 2013

@yustinus_esha

Link video gerakan tagih janji kaltim http://youtu.be/AEEZYcNhSYw




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline