Lihat ke Halaman Asli

Yustinus YorbiDuha

Manusia biasa

Pengangum Rahasia

Diperbarui: 9 Maret 2021   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Dian 

Sepoi angin berhembus menyentuh hati
Kala wajahmu terlukis dilangit malam
Menyapaku....
Namun tak berteman hati

Seketika angin menghembus pelan
Membawa angin yang tak pasti
Seketika sinar itu redup

Kabut menyilaukan dalam diam
Kabut hadir dan bergetar
Mengurungku dalam satu rahasia
Dengan apakah kuungkapkan rasa ini?
Dengan apakah pintal benang cinta ini kau rasa?

Semesta membantu
Tapi terasa
Daku tak sampai padamu

Hanya Dia...
Dia sang maha cinta
Dan diri malangku yang tau
Hatiku begitu lemah tak berdaya
Hatiku...tak kupungkiri memihak padamu
Namun apa hendak dikata
Pintalan benang ibi sangat rapuh

Atau....
Mungkin takdir tak mengizinkan daju milikimu
Atau...
Mungkin sang takdir mempermainkanku dalan alunan tanpa melodi

Oh Tuhan
Salahkah hatiku memilih dia
Salahkah daku bersdih pada dia yang tak pasti
Salahkah waktu yang mempertemukan rasa ini
Setiap malam kupanjat doa penuh harap

Andaikata
Hatiku digariskan untuknya
Biarlah gejolak ini bersambut
Namun...
Andaikata rasa ini tercampak
Sungguh...hapuskanlah
Biarlah sedihku menderu
Biarlah luka meradang sendiri
Mati tak berbekas
Redup diterjang kabut

By. Herli Citra Dian Wahyuni Harefa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline