Lihat ke Halaman Asli

Yustina Ari Listiyanti

paramedic vet, bakul telur, traveller

Melihat Mobil Mallaby dan Gedung-Gedung Eropa di Kota Tua Surabaya

Diperbarui: 26 Juni 2024   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gedung International. (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Bagi saya, tempat-tempat bernilai sejarah mempunyai keunikan dan sarat akan cerita masa lampau yang menarik untuk didatangi. Keunikan ini berasal dari bangunannya dan tentu saja dari cerita yang terkandung di dalamnya. 

Secara tidak sengaja, karena memang tidak direncanakan, saya datang ke Kota Tua Surabaya di kawasan Jln. Rajawali, di sekitaran Taman Sejarah dan Jembatan Merah. Untuk menelusuri Kota Tua, maka kendaraan Vespa saya parkir terlebih dahulu. Tenang, sudah ada jukir resmi dari Dinas Perhubungan. Dan di karcis tertera Rp2.000 untuk parkir sepeda motor. 

Di seberang lokasi parkir berdiri sebuah gedung Eropa dan tertulis De Javasche Bank yang sekarang ini merupakan Museum Bank Indonesia. Saya sih belum pernah menjelajahi ke dalam, berhubung sudah pukul 20.30 maka museum sudah tutup. 

Penasaran dalamnya seperti apa, saya pun membuka review di Google Maps mengenai Museum De Javasche Bank. Yayaya, boleh lah kapan-kapan akan saya sambangi.

Replika mobil Buick di mana Jend. AWS. Mallaby tewas tertembak di dalamnya. (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Setelah berfoto sebentar di depan De Javasche Bank, saya melanjutkan berjalan kaki ke Taman Sejarah. Wow, rupanya suasana di sekitar Taman Sejarah begitu ramai. 

Pemkot Surabaya rupanya memang sengaja membuat lokasi ini menjadi tempat publik bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Banyak muda-mudi, anak-anak hingga dewasa yang datang ke lokasi ini.

Sebelum Kota Tua ini diresmikan menjadi tempat wisata sejarah, dulunya suasananya sepi, gelap dan bahkan terkesan angker. Hehehe. Kadang merinding juga jika lewat situ. Mungkin saja makhluk-makhluk yang tak kasat mata memang sudah ratusan tahun menghuni gedung-gedung bergaya Eropa di sana. 

Tersirat muncul di batin saya, mungkinkah mereka "nggrundel"dan berkata, kok sekarang malam-malam masih banyak manusia yang berkeliaran di sini sih? Mengganggu jam terbang kami saja. Hahaha. Itu hanya kehaluan saya, umpama tahu apa yang "penghuni" katakan.

De Javasche Bank. (Sumber: Dokumentasi pribadi Yustina Ari Listiyanti)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline