Lihat ke Halaman Asli

Yusticia Arif

TERVERIFIKASI

Lembaga Ombudsman DIY

Alam Sedang Menyeimbangkan Dirinya

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_322899" align="aligncenter" width="655" caption="Jogja hari ke-3, Blunyah Gede, belakang RSUP Sardjito Yogyakarta (dok.pri)"][/caption]

Sesungguhnya Bumi, Gunung, Langit, Lautan adalah juga makhluk Allah... Mereka berdizikir & memuji Sang Maha Pencipta Begitupun hewan & tumbuh-tumbuhan pada hakekatnya mengetahui siapa penciptanya walaupun tidak dikaruniai akal pikiran seperti manusia. “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.”(Al-Isra': 44) [caption id="attachment_322901" align="aligncenter" width="614" caption="Jembatan Gondolayu Yogyakarta, hari ke-1 jam 07.30 (dok.pri)"][/caption]

Gunung-gunung itu konon saling terhubung. Kalau kata orang di kampung, gempa atau gunung meletus adalah sebuah pepeling. Semacam tanda untuk mengingatkan manusia agar eling atau sadar. Saat ini alam sedang menggeliat & mencari keseimbangan baru. Bisa jadi ada unsur ulah manusia juga didalamnya, karena selama ini Bumi telah ditekan & dianiaya karena kebodohan serta sikap manusia yang abai pada lingkungan sekitar. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar-Ruum/30 : 41) Biarkanlah bumi menyeimbangkan dirinya, kita sudah terlalu lama diberi kemurahan olehnya. Alam tidak pernah meminta apapun kepada manusia, justru semua kemurahan alam telah diberikan dengan melimpah tanpa syarat. Sementara itu manusia juga menjadi musuh bagi sesamanya. Membungkam & menganiaya sesama atas nama kuasa. Mungkin ini saatnya untuk eling. Eling-eling mangkaeling...rumingkang di Bumi alam... *Saat ini, di Yogyakarta sedang diadakan gerakan : 1 orang 1 kantung abu vulkanik, untuk Jogja yang Bersih dan Subur, yang digagas oleh Kelompok  Arsitek Komunitas Yogyakarta. Abu ini dikumpulkan dan tidak untuk dibuang lagi, karena bila dibuang sembarangan, ke got misalnya, justru akan muncul masalah baru karena got atau saluran air akan mampet, tapi untuk disimpan karena memiliki potensi menjadi pupuk. Semoga gerakan ini menular ke kota-kota lain yang terkena dampak abu vulkanik erupsi Gunung Kelud.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline