Lihat ke Halaman Asli

YUSRON B AMBARY

Diplomat and Photographer

One Way Ticket to Yemen: Misi Penyelamatan WNI dari Tanah Asal para Wali (3)

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430406967820006346

CHAPTER 3

SALALAH

Salalah adalah kota terbesar kedua di Oman setelah Ibukota Muscat. Kota ini merupakan tanah kelahiran Kepala Negara Oman, Sultan Qabus bin Said. Populasi kota ini tercatat berjumlah 197.169 pada tahun 2009. Tidak seperti kota-kota lainnya di wilayah Jazirah Arab yang tandus, di Salalah banyak terdapat wilayah hijau yang dipenuhi dengan kebun sayuran dan kelapa. Selama bulan Juli - September, wilayah ini ramai dikunjungi wisatawan manca negara.

Pesawat kami mendarat di Salalah sekitar pukul 17.00. Petugas Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Salalah tampaknya tidak memahami jika WNI pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas dapat memperoleh visa saat kedatangan (visa on arrival) secara cuma-cuma, sehingga perlu waktu dan sedikit perdebatan sebelum akhirnya kami semua bisa keluar dari loket imigrasi. Lolos di Imigrasi, kami kembali tertahan di Bea Cukai. Petugas tidak mengijinkan kami untuk membawa keluar 6 buah rompi anti peluru dan 2 karton obat-obatan. Akhirnya kami diberi surat bukti penahanan barang untuk mengurus pengeluaran barang-barang dimaksud melalui Kemlu Oman.

Di bandara kami dijemput oleh rekan dari KBRI Muscat yang ditugaskan ke Salalah. Rekan dari KBRI Muscat telah mendapatkan apartemen yang dapat disewa untuk digunakan sebagai safehouse untuk menampung para WNI dari Yaman sebelum diberangkatkan ke Indonesia. Dari bandara kami langsung berangkat menuju apartemen dimaksud dan bertemu dengan pengurus apartemen. Kami lalu membooking 10 flat selama satu bulan di Salalah. Perhitungan sewa flat baru dimulai setelah dihuni oleh WNI yang dievakuasi dari Yaman.

Setelah melakukan komunikasi dengan kontak kami di Tarim, akhirnya kami memutuskan untuk menjadikan Tarim sebagai pusat evakuasi mengingat kondisi Mukalla yang tidak aman. Kepada teman-teman di Mukalla kami minta untuk dapat terus mempersiapkan rencana evakuasi. Melalui pengurus apartemen, kami meminta bantuan untuk dicarikan sewa kendaraan yang bisa membawa kami masuk ke Tarim.

Selanjutnya Tim diundang makan malam oleh Duta Besar RI untuk Oman. Kepada Pak Dubes kami melaporkan semua persiapan percepatan evakuasi dan rencana Tim masuk ke Tarim. Pak Dubes menyampaikan bahwa beliau sudah menghubungi MEDCO, perusahaan minyak Indonesia yang beroperasi di Oman. Medco akan kirim Tim lengkap dengan mobil dan pengemudi untuk membantu operasionalisasi Tim di Salalah. Informasi tersebut bagi saya laksana setetes air di padang pasir setelah sebelumnya saya mendapatkan kabar bahwa pengurus apartemen gagal mendapatkan kendaraan sewa dengan harga yang masuk akal.

Malam jelang tidur kami kembali mempersiapkan segala sesuatunya mengenai rencana kami masuk ke Yaman. 4 orang Anggota Tim akan masuk ke Yaman, sementara 4 orang lainnya akan tinggal di Salalah untuk mempersiapkan penampungan WNI yang akan datang dari Yaman dan pengurusan penerbangan mereka kembali ke tanah air.

Adrenalin terus meningkat menunggu fajar menjelang.

(bersambung)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline