Lihat ke Halaman Asli

YUSRON B AMBARY

Diplomat and Photographer

One Way Ticket To Yemen: Misi Penyelamatan WNI dari Tanah Asal Para Wali (Lanjutan: Chapter 2)

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CHAPTER 2

THE DELAY


Kami tiba di Hamad International Airport, Doha pada pukul 4.30 pagi. Connecting flight kami ke Salalah baru akan berangkat pada pukul 12.40 di Gate B-10. Sambil sarapan di salah satu restoran di bandara yang megah ini, kami pun mulai membahas segala rencana dan strategi bersama dengan anggota Tim. Mengingat ini merupakan kali pertama saya memimpin sebuah Tim untuk misi evakuasi dari daerah konflik, kepada Wakil Ketua dan khususnya anggota dari Polri, saya sampaikan bahwa pengalaman rekan-rekan Polri di lapangan akan sangat dibutuhkan dalam misi ini.


Satu setengah jam jelang jadwal keberangkatan, kami mendengar pengumuman yang menyampaikan perubahan gate penerbangan kami ke Salalah yang dipindah ke Gate C-29. Kami pun bergerak menuju gate dimaksud hanya untuk menyaksikan sedikit kericuhan antara petugas gate dari Asia Selatan dengan penumpang asal Mesir. Tidak tampak persiapan keberangakatan sebagaimana biasanya, Bahkan saat para hendak mengantri, petugas meminta kepada seluruh penumpang untuk keluar dari antrian dan menunggu tanpa ada penjelasan tambahan.

Di sebelah saya berdiri seseorang dengan pakaian gelap dan berkaca mata hitam. Dia tampak bingung, lalu menoleh ke arah saya dan bertanya apakah saya bisa berbahasa arab dan saya jawab tentu. Setelah beberapa alinea percakapan mengenai keterlambatan kami lalui, akhirnya tibalah pada sebuah pembicaraan yang sangat penting yang selanjutnya merubah semua rencana yang sudah kami susun dalam misi ini. Namanya Habib Zaid bin Yahya, asal Tarim, Hadhramaut. Beliau datang dari Jakarta dengan pesawat yang sama dengan kami untuk kembali ke Yaman. Karena tidak ada penerbangan ke Yaman dalam situasi perang seperti ini, beliau pun harus merubah penerbangannya dan masuk visa Salalah.


Kami pun menyampaikan misi yang kami emban dan menyampaikan rencana kami untuk masuk ke Mukalla. Serta merta beliau menyampaikan bahwa saat ini situasi keamanan Mukalla berada dalam keadaan yang tidak kondusif. Dilanjutkan bahwa malam sebelumnya telah terjadi perampokan bank yang dilakukan oleh kelompok al-Qaedah. Kabilah-kabilah di Mukalla pun turun tangan dan melakukan patroli bersenjata untuk menghalau kelompok al-Qaedah. Bandar Udara Mukalla masih dikuasai oleh Kabilah sedangkan pelabuhan dikuasai oleh al-Qaedah. Saat kami bicara saluran Al-Arabia di layar televisi juga sedang menyiarkan  apa yang sedang kami bicarakan. Beliau menyarankan agar kami tidak masuk ke Mukalla, karena dapat mebahayakan keselamatan jiwa kami semua.


Setelah menunggu selama 1 jam, akhirnya suara pengumuman terdengar menyampaikan kembali perubahan Gate penerbangan kami ke Gate A-13. Seluruh penumpang pun berbondong-bondong menuju gate A-13 yang jaraknya lumayan jauh dari gate C-29. Setelah delay 2 jam, akhirnya pesawat kami QR 1140 lepas landas menuju Salalah. Pilot meminta maaf atas keterlambatan yang disebabkan oleh badai debu yang melanda kawasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline