Sastra anak adalah gambaran kehidupan dan/atau metafora yang dikomunikasikan kepada anak, yang melibatkan perasaan, emosi, pikiran, saraf sensorik, dan pengalaman moral yang diungkapkan dalam bentuk bahasa yang dapat dijangkau dan dipahami oleh pembaca anak (Saxby, 1991). Oleh karena itu, sebuah buku dapat dianggap sebagai karya sastra anak-anak, jika gambaran kehidupan dan metafora yang diceritakan bersifat isi (emosi, perasaan, pikiran, saraf, dan pengalaman moral) dan mampu berbentuk (bahasa dan ekspresi). anak dapat mencapai dan memahaminya sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya. "Buku anak-anak adalah buku yang menjadikan mata anak sebagai pusatnya (Huck et al., 1987). Sastra anak berfokus pada anak-anak. Sebagian orang mengartikan sastra anak sebagai semua buku yang dibaca dan dinikmati anak. Sutherland dan Arthburnot (1991) tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena sastra anak tidak hanya mencakup buku-buku yang dibaca dan dinikmati oleh anak-anak, tetapi juga standar sastra dan seni serta persyaratan sastra khusus untuk anak-anak. Norton (1988) mengemukakan pendapat bahwa sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak, yang dapat dilihat dan dipahami melalui kacamata anak..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H