Kirana terlihat malas saat menyantap sarapan. Aku mengerti karena hari ini adalah hari Sabtu dan dia tidak bekerja. Tapi Ryfan malah sibuk dengan aktivitas co-ass, sementara ibu sedang pergi ke rumah sahabatnya. Satu-satunya orang hidup di rumah ini selain Kirana hanya aku, tapi mungkin aku juga tidak banyak gunanya karena aku lebih banyak diam, memperhatikan gadis itu.
"Semua orang sibuk hari ini, dan aku nggak punya kegiatan apa-apa," keluh Kirana.
"Biasanya juga begitu kan? Ryfan sekarang lagi sibuk, dan setahuku kalian nggak sering pergi hari Sabtu atau Minggu. Kenapa jadi sekesal itu sekarang?" tanyaku.
"Oh ya, aku nggak boleh kesal kalau dia sudah janji dan tiba-tiba membatalkan semuanya karena harus pergi ke rumah sakit mendadak." Kirana mulai marah.
"He...hei! Kamu bertengkar dengan Ryfan?"
"Nggak,"
"Terus kenapa?"
"Nggak apa-apa!"
"Hm, kalau kamu sekesal itu, aku yang ajak pergi. Mau?"
"Kemana?"
"Nggak tahu, tapi bukannya itu lebih baik daripada kamu diam di rumah?" Kirana terdiam, kemudian perlahan senyumnya mengembang.