Nino P.O.V
Aku dan Kirana pulang ketika hari menjelang sore dengan mata bengkak habis menangis. Gadis itu masih diam, tidak bicara padaku. Aku juga merasa bingung untuk memulai pembicaraan lagi dengannya.
"Halo? Iya Fan, aku sama kak Nino dijalan pulang. Hmm, iya. Nggak ada apa-apa
kok, semuanya baik-baik saja. Kamu nggak jaga malam ini?... oke, tunggu di rumah ya," Kirana menutup teleponnya. Aku sudah bisa menebaknya, pasti...
"Ryfan?" tanyaku.
"Iya, dia nanya aku masih dimana,"
"Kamu nggak akan cerita sama Ryfan kan? Soal yang tadi?"
"Kalau kakak nggak mau aku cerita, aku nggak akan cerita apa-apa,"
Aku diam mendengar jawabannya. Sepertinya dia masih shock melihat reaksiku tadi selama di makam Alisia.
"Jangan dipikirkan lagi, kak. Yang sudah pergi ya sudah pergi. Walaupun kakak begini, dia nggak akan kembali." Ucap Kirana entah untuk keberapa kalinya.
"Aku tahu,"