Digital Native. Adalah sebutan bagi Generasi Z yang lahir di era perkembangan teknologi atau tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Mereka telah menikmati keajaiban teknologi seperti internet dengan berbagai fitur menarik serta informasi yang cepat meluas dengan berbagai platform media sosial yang mereka punya. Salah satunya adalah informasi tentang politik.
Gen Z, menjadi sorotan di momentum pesta demokrasi pada pilkada 2024 ini lantaran mereka adalah pemilih terbanyak kedua pada pemilu 2024 sebanyak 46.8 juta pemilih. Bagaimana tidak Gen Z menyimpan harapan dan nasibnya dari mulai pekerjaan, pendidikan, sarana dan prasarana serta sumber kebahagiaannya kepada pemimpin sekarang meskipun itu adalah hal yang pragmatis.
Tanggal 27 November adalah hari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Para calon Kepala Daerah mencoba mendulang suara Gen Z dengan berbagai cara dan juga berbagai tawaran menarik dengan janji hidup Gen Z akan menjadi lebih baik dalam kepemimpinannya. Seperti dikutip di okezone.com Ridwan kamil mengatakan dia banyak komunikasi dan bertemu dengan gen Z
"Kami sangat sering berkomunikasi dengan Gen Z. Kami sering aktif di tiktok, karena gen Z nongkrongnya di tiktok, kita nongkrong di tempat orang nongkrong, kita ke mall nongkrong ke mall."Katanya.
Baru-baru ini KPU Jabar juga sudah menyiapkan duta-duta demokrasi menjelang pilkada mendatang. Begitu juga parpol-parpol mulai rekrutmen, kaderisasi hingga distribusi kader.
Gen Z harus menyudahi drama yang selalu dituangkan oleh calon pemimpin daerah ataupun Presiden. Mereka membutuhkan kita bukan untuk menyerap aspirasi yang kita inginkan tetapi justru mereka memanfaatkan kedekatan ini untuk meraup suara kalian (gen Z) untuk keuntungan dan menang dalam kontestasi politik. Sesudah mereka terpilih maka akan melupakan arah perubahan sebagaimana yang disebutkan sebelumnya dalam janji mereka.
Harus diingat untuk gen Z bahwa sistem demokrasi yang diterapkan sekarang tidak akan membawa perubahan apapun dalam segala aspek kehidupan termasuk masalah gen Z.
Lantas, benarkah demokrasi layak diperjuangkan? Mampuhkah gen Z menjadi agen perubahan politik ditengah umat? Bagaimana dengan politik islam?
Demokrasi tidak layak diperjuangan
Ya betul, tidak layak diperjuangkan sebab kerusakan tatanan kehidupan saat ini lahir dari sistem politik demokrasi. Faktanya sejak awal kemerdekaan sampai hari ini, demokrasi tidak membawa kesejahteraan kepada rakyatnya. Sebaliknya persoalan kehidupan rakyat kian rumit. Harga kebutuhan semakin tinggi, kebodohan, kelaparan, hingga kriminalitas semakin tinggi.
Untuk itu, gen Z jangan terkecoh dengan mulut manis demokrasi yang menjanjikan kesejahteraan dan kekuasaan kepada rakyatnya. Sebab semua itu hanyalah dusta yang ditutupi oleh para bandit. Politik demokrasi adalah politik kotor yang diperankan oleh para elit untuk berebut kursi jabatan.