Lihat ke Halaman Asli

100 Djokowi "Jakarta Masih Akan Kebanjiran"

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13899785221348430683

[caption id="attachment_306630" align="aligncenter" width="660" caption="Banjir. Foto: caricara.com"] [/caption] Masalah sosial yang ada di Jakarta begitu kompleks, mulai dari masalah kemiskinan, kejahatan, pengangguran, kemacetan, banjir, dan lain lain. Hal ini wajar saja dikarenakan Jakarta merupakan Kota yang memiliki daya magnet kuat bagi siapa saja termasuk rakyat Indonesia yang ada di luar Jakarta bahkan manca negera. Sejak mulai diberlakukannya otonomi daerah, maka segala hal yang ada di Jakarta adalah tanggung jawab dan wewenang Pemerintah Daerah.

Macet dan banjir, dua masalah sosial yang selalu menjadi bulan-bulanan awak media termasuk juga para calon pemimpin Jakarta. Bagi kalangan media, dua masalah sosial ini selalu hangat untuk dibahas perkembangan dan kondisinya setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun. Bagi calon pemimpin Jakarta dalam Pilkada, selalu mengandalkan dua masalah sosial ini dalam kampanye mereka. Bahkan penduduk Jakarta pun selalu mengeluhkan dua masalah sosial ini. Begitu juga dengan warga pendatang.

Macet dan banjir sudah menjadi cerita lama bagi warga Jakarta, terutama masalah banjir. Dalam satu dekade terakhir ini, setiap tahunnya Jakarta selalu kebanjiran air jika memasuki musim penghujan. Bahkan siklus empat tahunan akan terjadi banjir bandang yang kini selalu mengantui warga Jakarta. Gubernur Jakarta sekarang, Joko Widodo atau yang lebih dikenal Jokowi diharapkan warga Jakarta dapat mengatasi masalah banjir ini. Jokowi sendiri memerlukan waktu empat tahun untuk mengatasi masalah banjir (baca). Namun Jokowi sudah mulai melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi banjir, seperti menambah kedalaman waduk pluit 10 meter, pembuatan/memaksimalkan kembali resapan air, serta pengerukan dan pelebaran sungai, ternyata banjir tetaplah banjir. Salah siapa? Salahkan manusianya (baca warga Jakarta) sendiri. Oleh karena itu, semua warga Jakarta harus berperan serta dalam menanggulangi masalah banjir ini. Misalnya tidak membuang sampah di sembarang tempat dan membuat lubang biopori di area rumahnya.

Tayangan yang di muat di stasiun Kompas TV (17/1/2014) dalam program Kompas Petang menayangkan kondisi waduk pluit yang dipenuhin sampah.Kebiasaan buruk warga Jakarta yang selalu membuang sampah sembarangan masih belum lepas dari dalam diri mereka. Warga Jakarta sendiri berharap banjir dapat diatasi yang selalu ke luar dari mulut, ternyata hanya sebuah kalimat yang ke luar begitu saja. Lalu kini, warga Jakarta menagih janji Jokowi mengatasi banjir. Hal yang kontras sekali. Mengatasi banjir di Jakarta bukan hanya PR bagi pemerintah daerah setempat melainkan seluruh warga Jakarta sendiri. Meski seratus Jokowi pun, banjir masih akan tetap melanda tanpa ada dukungan dan kesadaran warga Jakarta.

Banjir, seperti halnya macet, adalah masalah tahunan Jakarta. Sebuah megaproyek tentu tak salah, namun terowongan multiguna deep tunnel yang menurut rencana akan dibangun tahun ini bukanlah satu-satunya tumpuan penyelesaian masalah. Harus ada hal-hal lain juga yang dilakukan, dan mungkin yang terpenting adalah mengevaluasi kemampuan ruang terbuka hijau Jakarta menyerap air dan bagaimana meningkatkan kapasitas tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline