Vitamin C merupakan nutrisi esensial yang tidak dapat disintesis oleh manusia karena tidak adanya enzim utama pada jalur biosintesis (Burns, 1957; Nishikimi et al., 1994). Vitamin C merupakan senyawa asam askorbat yang larut dalam air serta penting dalam melakukan beberapa reaksi penting dalam tubuh (Dhariwal et al., 1991). Vitamin C memiliki fungsi penting pada otak sebagai antioksidan, neuromodulator, serta dalam pembentukan sel darah merah baru (Hansen et al., 2014). Selain itu, vitamin C memiliki peran penting dalam sel khususnya terhadap sistem imum dalam tubuh, seperti menstimulasi migrasi neurophil pada daerah yang terinfeksi, meningkatkan sifat fagosit serta menjaga agar jaringan sel tidak mengalami kerusakan berlebih (Carr & Maggini, 2017).
Dilansir Douglas et al., (2004), jumlah vitamin C yang diperlukan pada orang dewasa umur diatas 19 tahun 90 mg untuk pria dan 75 mg untuk wanita. Wanita yang sedang hamil dan menyusui memerlukan jumlah vitamin C yang lebih banyak dari biasanya yaitu 85 mg dan 120 mg seharinya. Kelebihan mengonsumsi vitamin C tidak berbahaya untuk kesehatan, tetapi jika mengonsumsi lebih dari 200 mg sehari akan menyebabkan masalah pencernaan dan diare.
Lalu, bagaimana jika kekurangan atau defisit pengonsumsian vitamin C? Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan penyakit scurvy atau penyakit kudis (Brickley & Ives, 2018; Doll & Ricou, 2013). Penyakit ini didefinisikan sebagai konsentrasi serum yang kurang dari 11,4 mol/L. Penyakit ini diakibatkan oleh kurangnya mengonsumsi vitamin C selama 8 hingga 12 minggu. Ciri-ciri penyakit ini adanya anoreksia, iritabilitas, sulitnya luka untuk sembuh, gigi bengkak, bentol-bentol akibat pendarahan dan memar dari pembuluh darah yang rusak, serta rambut rontok. Selain penyakit tersebut, kekurangan vitamin dapat mengakibatkan depresi, kelelahan, serta anemia (Douglas et al., 2004; Mayland et al., 2016).
Untuk mencegah penyakit kekuarang vitamin C, masyarakat dapat mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya akan vitamin. Contohnya adalah jeruk, lemon, anggur, paprika, stroberi, tomat, dan brokoli (Douglas et al., 2004). Sayur dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C sebaiknya disimpan pada suhu ruang yang tidak terpapar matahari ketika sudah dikupas. Hal ini disebabkan oleh sifat vitamin C yang mudah rusak jika terkena cahaya dan panas yang tinggi. Sifat vitamin C yang mudah larut dalam air pun harus menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam melakukan pengolahannya. Pemasakan yang menggunakan pemanasan yang lama dan air yang banyak perlu dihindari untuk menjaga kadar vitamin C tetap terjaga (Dhariwal et al., 1991; Douglas et al., 2004).
REFERENSI
- Brickley, M., & Ives, R. (2018). Vitamin C Deficiency. The Bioarchaeology of Metabolic Bone Disease, 41--74. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-370486-3.00004-4
- Burns, J. J. (1957). Missing Step in Man, Monkey and Guinea Pig required for the Biosynthesis of L-Ascorbic Acid. Nature 1957 180:4585, 180(4585), 553--553. https://doi.org/10.1038/180553a0
- Carr, A. C., & Maggini, S. (2017). Vitamin C and Immune Function. Nutrients 2017, Vol. 9, Page 1211, 9(11), 1211. https://doi.org/10.3390/NU9111211
- Dhariwal, K. R., Hartzell, W. O., & Levine, M. (1991). Ascorbic acid and dehydroascorbic acid measurements in human plasma and serum. The American Journal of Clinical Nutrition, 54(4), 712--716. https://doi.org/10.1093/AJCN/54.4.712
- Doll, S., & Ricou, B. (2013). Severe vitamin C deficiency in a critically ill adult: a case report. European Journal of Clinical Nutrition 2013 67:8, 67(8), 881--882. https://doi.org/10.1038/ejcn.2013.42
- Douglas, R., Hemil, H., Chalker, E., D'Souza, R., & Treacy, B. (2004). Vitamin C for preventing and treating the common cold. Cochrane Database of Systematic Reviews. https://doi.org/10.1002/14651858.CD000980.PUB2/ABSTRACT
- Hansen, S. N., Tveden-Nyborg, P., & Lykkesfeldt, J. (2014). Does Vitamin C Deficiency Affect Cognitive Development and Function? Nutrients 2014, Vol. 6, Pages 3818-3846, 6(9), 3818--3846. https://doi.org/10.3390/NU6093818
- Mayland, C. R., Bennett, M. I., & Allan, K. (2016). Vitamin C deficiency in cancer patients. Http://Dx.Doi.Org/10.1191/0269216305pm970oa, 19(1), 17--20. https://doi.org/10.1191/0269216305PM970OA
- Nishikimi, M., Fukuyama, R., Minoshima, S., Shimizu, N., & Yagi, K. (1994). Cloning and chromosomal mapping of the human nonfunctional gene for L-gulono-gamma-lactone oxidase, the enzyme for L-ascorbic acid biosynthesis missing in man. Journal of Biological Chemistry, 269(18), 13685--13688. https://doi.org/10.1016/S0021-9258(17)36884-9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H