Lihat ke Halaman Asli

Yusran Darmawan

TERVERIFIKASI

Kartu Abraham di Tangan Jusuf Kalla

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14224109482076629277

[caption id="attachment_393641" align="aligncenter" width="560" caption="Jusuf Kalla dan Abraham Samad (foto: sayangi.com)"][/caption]

PERSETERUAN antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan polisi telah membuka banyak borok di dunia sosial kita. Tiba-tiba saja media sosial riuh dengan kecaman kepada presiden. Tapi di balik kasus ini, ada sejumlah rahasia yang perlahan-lahan terkuak di hadapan publik. Namun siapkah orang-orang menerima banyak rahasia yang terungkap? Berikut beberapa rahasia.

***

HARI itu, pertemuan penting akan dilakukan di Istana Bogor, Jawa Barat. Presiden Joko Widodo memanggil Ketua KPK Abraham Samad dan Wakapolri. Pembicaraannya adalah bagaimana mencari titik temu atas perseteruan antara dua lembaga negara.

Abraham Samad datang lebih awal. Sebelumnya, ia bertanya pada seorang anggota pasukan pengamanan presiden (paspampres). "Apakah ada Wakil Presiden Jusuf Kalla di dalam?" Dijawab tidak ada. Abraham langsung masuk ke dalam ruangan dengan penuh percaya diri. Ia melihat presiden yang duduk sendirian, tanpa ditemani oleh Jusuf Kalla.

Di hadapan presiden, Abraham memang kerap memosisikan dirinya sejajar. Di antara semua pejabat negara, Abraham adalah orang yang khusus didatangi presiden saat terpilih. Orang dekat Abraham menuturkan bahwa saat itu, Jokowi mendatangi rumah Abraham. Biasanya, Abraham akan berada di rumah kaca, sebagaimana pernah  dituturkan Hasto Kristiyanto. Orang dekat Abraham, yang disebut Hasto sebagai "Mr D", juga menuturkan, di situlah Abraham sering bertemu dan berfoto selfie dengan seseorang.

Jokowi pernah datang dan memeluk Abraham dengan hangat. Mereka layaknya dua saudara dekat yang baru saja melalui sebuah momen penting. Abraham merasa dirinya berbeda dengan pejabat lain. Ketika dipanggil presiden, pejabat selevel menteri akan ditelepon oleh ajudan. Sementara Abraham justru didatangi oleh presiden. Tak hanya itu, presiden justru selalu memberikan pelukan hangat kepadanya.

Sejak Hasto mengungkap sisi lain itu, Abraham menghindari Jusuf Kalla. Di kalangan elite politik, isu yang dihembuskan Hasto terus bergema. Logikanya, pernyataan seorang sekjen sebuah partai politik pasti memiliki sedikit unsur kebenaran. Mustahil ia berani berbicara terbuka, jika tidak didasari oleh fakta yang kuat. Ia jelas tahu risiko hukum yang diterimanya jika mengeluarkan pernyataan keliru.

Di hadapan presiden, Abraham bisa percaya diri, namun tidak saat berhadapan dengan Kalla. Abraham gentar bertemu dengannya. Sosok Kalla sejak dulu dikenal sebagai satu-satunya orang yang berani berbicara ceplas-ceplos di hadapan Abraham. Kalla tahu bahwa dirinya tak punya satupun kasus yang bisa menjadi celah untuk dihantam dengan isu korupsi. Selain itu, ia tahu sepak terjang Abraham, termasuk saat-saat ketika Abraham pertama datang ke Jakarta dan berharap bisa terpilih jadi Ketua KPK.

Di masa awal ketika dirinya jadi Ketua KPK, ia selalu meminta masukan dari Kalla. Salah satu masukan penting yang diberikan Kalla adalah agar dirinya selalu berhati-hati dan taat asas. "Kau jangan kajili-jili sebagai pejabat. Kalau kamu kajili-jili, maka kamu tak akan lama berkiprah," katanya.

Bagi orang Bugis-Makassar, kajili-jili itu bermakna tindakan tergesa-gesa yang kemudian menjadi blunder. Kalla tahu persis sisi lain Abraham yang tak banyak diketahui oleh publik. Meminjam teori psikolog Erving Goffman, media hanya melihat sisi terang dari pria berkumis itu. Media tidak melihat sisi gelap, sebuah wilayah tersembunyi yang dirahasiakan olehnya. Salah satu sisi gelap itu kerap terjadi di 'rumah kaca,' satu apartemen yang menjadi saksi dari sisi lain Abraham.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline