Lihat ke Halaman Asli

Yusra Jamali

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh

Pulau Nangka di Bangka Belitung, Eksotis Tidak Disangka

Diperbarui: 8 Maret 2020   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

eksotik, Pantai Selatan Pulau Nangka 

Pulau Nangka merupakan salah satu dusun yang berada dipulau tersendiri dan terpisah laut dari dusun Tanjung Tedung, kedua dusun tersebut berada di Desa Tanjung Pura, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka. Kabupaten Bangka, masyarakat di sana lebih sering menyebut kabupaten Bangka induk, karena setelah pemekaran dari kabupaten Bangka tahun 2000, Pulau terbagi menjadi 4 kabupaten yaitu Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Barat dan Bangka dan 1 Kota Pangkalpinang sebagai ibukota Provinsi Bangka Belitung.

Pelabuhan penyeberangan terdekat ada di Dusun Tanjung Tedung, hanya dalam waktu 15-25 menit kita dapat menyeberang ke pulau dengan menggunakan kapal nelayan yang setiap hari khusus digunakan sebagai sarana transportasi bagi masyarakat setempat. 

Selain pelabuhan Tanjung Tedung, masyarakat dapat juga menggunakan pelabuhan Desa Sungaiselan yang berada ditimur Pulau Nangka, rute ini tergolong jauh dan membutuhkan waktu sekira 2-2,5 jam perjalanan. 

Bagi masyarakat yang mempunyai fobia laut, disarankan untuk menyeberang lewat pelabuhan Tanjung Tedung, memang harus menempuh perjalanan darat sekiira  2-2,5 jam dari Kota Pangkalpinang sebagai Ibukota Provinsi yang berada dipusat Pulau Bangka.

Pulau Nangka yang dihuni oleh 120 KK dan 100 persen muslim, termasuk salah dari duabelas pulau terluar di Provinsi Kepuluan Bangka Belitung, memiliki panorama pasir putih bersih, terletak di bagian selatan pulau Bangka diapit oleh Pulau Sumatera bagian selatan. Pulau yang memikat mata dengan penampakan burung tujuh warna. 

Bagi pengunjung yang beruntung akan melihat burung menari, biasanya terbang rendah dan terkesan menyapa para pengunjung dengan kepekan sayap yang lebar dan ekor yang menari bak irama semilir angin yang mendayu mengingikuti hempasan gelompang.

gerbang selamat datang (repro)

Tidak hanya itu, Pulau Nangka dikelilingi oleh pepohonan yang rindang, hijau, dan rimbun sehingga selalu menghadirkan udara yang cukup dingin dan segar bagi pengunjngnya. Suasana di sore hari, bagi yang "metuah mata" akan menyaksikan pemandangan indah ketika matahari terbenam atau sunset yang menghadir romantisme yang tak terhingga. 

Masyarakat Pulau Nangka sebagai besar berprofesi sebagai nelayan tradisional menggunakan bubu sebagai alat tangkap ikan, sedangkan bagi ibu-ibu dan remaja hanya berkebun, sebagaiannya lagi berprofesi sebagai penganyam bubu setiap tiga bulan sekali.

Mahasiswa Berkemah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline