Malas gerak a.k.a mager identik dengan kaum milenial. Penyebabnya tak lain karena perkembangan teknologi yang kian canggih. Kini, segala sesuatu yang kita butuhkan bisa diselesaikan hanya lewat telepon genggam.
Tak perlu repot-repot lagi ke luar rumah, kita bisa membeli barang dan makanan di dunia maya. Aplikasi belanja daring memberi kita kemudahan dalam menjalani kehidupan.
Dunia telekomunikasi yang berkembang pesat juga menawarkan banyak hiburan online, seperti media sosial, game, media tv streaming, dan sebagainya. Membuat kita semakin betah berlama-lama di depan layar kaca handphone maupun komputer.
Apalagi saat ini sedang ada pandemi. Banyak pihak, khususunya pemerintah yang menyarankan kita untuk di rumah saja. Kegiatan belajar dan bekerja berpindah ke rumah, sehingga aktivitas fisik pun semakin berkurang. Ketakutan akan tertular Covid-19 menjadi alasan utama untuk mager.
Tapi tahukah kamu? Jika mager ternyata tak baik bagi kesehatan loh! Begitu kata dr. Muhammad Soffiudin, Occupational Health Leader Danone Indonesia di acara Danone Reunite Jum'at (11 Desember 2020).
Mager dalam dunia kedokteran disebut sedentary life yakni gaya hidup remaja yang kurang gerak atau kebiasaan tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau gaya hidup santai seperti duduk, berbaring, membaca, menonton televisi dan bermain mobile phone.
Menurut dr. Soffi,
mager bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, di antaranya kelemahan otot, pengeroposan tulang, penurunan daya tahan tubuh, gangguan sirkulasi darah, gangguan metabolisme lemak dan gula, gangguan keseimbangan hormonal dan lebih gampang gemuk. Mager meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti obesity, diabetes, kolesterol tinggi, stroke, kanker, dan jantung. Risiko-risiko penyakit tersebut sama halnya dengan dampak merokok. Mager kini menjadi rokok gaya baru yang sangat berbahaya.
"Saat ini banyak orang yang menghabiskan waktu di depan laptop untuk bekerja sambil nonton YouTube. Ditemani segelas kopi dengan gula dua sendok, akibatnya lemak menumpuk dan meningkatkan risiko penyakit di atas," paparnya.
Agar terhindar dari dampak mager, dr. Soffi membagikan enam tips, ini dia!
1. Durasi duduk maksimal 90 menit
Duduk berlama-lama tidak baik bagi tubuh. Durasi yang tepat untuk duduk berkisar 30 - 90 menit. Cobalah untuk berhenti bekerja setiap 1,5 jam sekali. Lakukan aktivitas fisik seperti jalan, bersih-bersih rumah, dan peregangan otot. Tak perlu berlama-lama, cukup 5 menit saja aktivitas tersebut bisa membakar kalorimu.