Lihat ke Halaman Asli

Penyidik Senior KPK Tumbal Ahok?

Diperbarui: 12 April 2017   04:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka adalah Tumbal

Sebaiknya Anda lihat nama-nama berikut, karena tulisan ini akan mengangkat kembali beberapa pihak yang menjadi tumbal dari sebuah kesewenang-wenangan penguasa. Tulisan ini juga semata-mata sebagai sikap bahwa kita wajib menolak lupa, agar kita tidak menjadi tumbal berikutnya.

Pertama, dan yang terbaru, Novel Baswedan. Secara pribadi saya tidak yakin dengan kiprah dia di masa lampau. Tapi dalam insiden penyiraman muka Novel dengan air keras, saya percaya, Novel adalah tumbal.

Sumber gambar : Twitter.com (@Metro_TV)

Alasannya: Novel adalah Penyidik Senior kasus E-KTP. Novel dianggap telah mengusik penguasa. Dia menyeret nama kepala daerah andalan PDI Perjuangan. Dia juga yang menyeret pentolan Gadis Ahok ke persidangan.

Kedua, Sanusi. Siapa yang tidak percaya Sanusi terima uang? Sanusi saat ini terdakwa suap kasus Raperda reklamasi pantai utara Jakarta.

Alasannya: Setiap patgulipat kebijakan, ada tiga unsur yang pasti terlibat, eksekutif, legislatif, dan pihak yang berkepentingan. Sebagai catatan, yang memiliki kepentingan atas Raperda Kontribusi Tambahan adalah eksekutif, karena eksekutif-lah yang akan menikmati uang itu. Jadi pertanyaan sederhananya: bila legislatif sudah menjadi terdakwa, apa kabar gubernur?

Sumber gambar : bangka.tribunnews.com

Ketiga, Alex Usman. Dia adalah Pejabat Pembuat Komitmen pengadaan UPS di sekolah di DKI Jakarta. Dia divonis 6 tahun penjara dan denda Rp. 500juta.

Alasannya: Menurut anggota legislatif, kasus UPS adalah proyek “belah semangka” dengan kasus pembelian Sumber Waras. Artinya, tanpa proyek Sumber Waras, maka kasus UPS tidak terjadi. Siapakah yang berkepentingan dalam proyek Sumber Waras? Dialah Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok alias Sunan Kalijodo.

Keempat, warga Jakarta korban penggusuran. Mereka adalah orang miskin yang tidak dapat menolak menjadi korban muslihat Ahok. Data menyebutkan

sumber gambar : liputan6.com

Alasannya: Mereka digusur, dengan istilah “diberi rumah" bukan untuk alasan peningkatan kesejahteraan. Karena faktanya, mereka digratiskan 3 bulan pertama, dan membayar sewa mulai bulan ke-4 dan seterusnya. Mereka berpotensi menjadi gelandangan bila kemudian mereka tak sanggup bayar uang sewa.

Ini baru sebagian tumbal Ahok selama dia mengurus ibukota. Lantas benarkah Ahok adalah pemimpin sukses di Jakarta?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline