Lihat ke Halaman Asli

Yusmadi Andrie

Traveler, Photographer, and Volunteer.

Geliat Literasi Halaman Belakang Pangkep

Diperbarui: 17 November 2019   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Relawan PIKNIK KI Pangkep dan siswa-siswi SD Negeri 60 Buung/Dokumentasi pribadi.

Sabtu pagi, 16 November 2019, tim relawan PIKNIK KI Pangkep bersiap memulai perjalanan menuju ketinggian di kawasan Taman Nasional Karst Bantimurung dan Bulusaraung. Pukul 06.00 pagi, tim berangkat dari pusat kota Pangkajene menuju ke arah timur menuju perbatasan Desa Siloro, Kecamatan Bungoro, dengan Desa Bulu Tellue, Kecamatan Tondong Tallasa. Tujuan akhir tim relawan PIKNIK KI Pangkep yaitu SD Negeri 60 Buung, sekolah yang terletak di pedalaman hutan pegunungan di Kampung Buung. Tim terbagi dalam dua kelompok, relawan perempuan bernagkat dari Kota Pangkajene, sedangkan relawan cowok berangkat dari pusat desa Bulu Tellue.

Wajah ceria siswi SD Negeri 60 Buung/Dokumentasi pribadi.

Perjalanan Menegangkan

Tepat pukul 07.30, tim berangkat menuju SD Negeri 60 Buung. Relawan perempuan dibonceng oleh relawan lelaki. Jalan yang dilalui cukup ekstrem dan tricky, sehingga dibutuhkan keahlian khusus dan tentunya motor yang prima untuk menaklukan medan jalan tersebut. Baru menyelesaikan dua tanjakan, salah satu motor relawan sudah ada yang tidak sanggup lanjutkan perjalanan. Terpaksa motor ditinggal dan lanjutkan perjalanan. Selama perjalanan, relawan melibas tanjakan dengan susah payah dan motor tak luput melindas bebatuan berukuran besar yang seringkalli memaksa relawan untuk berkonsentrasi penuh agar tidak terjatuh. Perjalanan menggunakan motor tim tempuh selama 40 menit.

Berdasarkan informasi yang dari Lurah Kelurahan Bontoa Kecamatan Minasatene, bahwa sebelumnya akses utama menuju Kampung Buung dan sekitarnya yaitu berjalan kaki melintasi hutan dengan waktu tempuh hampir 2 jam.

Motor mogok karena tidak kuat menanjak/Dokumentasi pribadi

"Sebenarnya Kampung Buung, Kampung Janna Labbu maupun Kampung Bakka, dahulu (ditempuh) lewat hutan dengan berjalan kaki. Namun, saat ini perusahaan (swasta) telah membangun jalan yang melintasi kampung tersebut. Jalannya berupa (urugan) tanah yang berbatu besar. Kalau mau kesana harus (orang) berpengalaman," kata Pak Sachram, Lurah Bontoa, saat dikunjungi oleh salah satu relawan PIKNIK KI Pangkep di kantor Kelurahan Bontoa pada hari Jumat (15/11).

"Ada niat dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas jalan tersebut, tapi itu jalan milik swasta (perusahaan marmer). Sehingga (pemerintah) terkendala untuk memperbaikinya." Lanjut beliau.

Perjalanan menuju SD Negeri 60 Buung dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri belantara hutan pegunungan. Sanja dan Bachtiar, salah dua relawan, sebagai penunjuk jalan yang menuntun tim PIKNIK KI Pangkep. Selama menyusuri jalan setapak di dalam hutan yang naik-turun, tampak raut lelah dari beberapa relawan. Mereka hampir menyerah dan meminta menghentikaan perjalanan.

"Kak Sanja, perjalanan kita masih jauh? Saya sudah tidak sanggup jalan." Teriak Sri Mutmainnah dari tengah barisan.

"Sudah dekat, sedikit lagi. Ayo kak, semangat!" Jawab Sanja.

"Kak, saya sudah capek, lututku sudah gemetaran!" Keluh Tenrianpa.

"Semangat kak, jangan nyerah. Ini sudah dekat, bentar lagi kita sampai," kata Bachtiar meyakinkan semua relawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline