Saat ini Indonesia sedang memasuki bulan Ramadhan, bulan suci bagi umat muslim diseluruh dunia. Momen bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri Tahun 2023 ini diprediksi akan membawa berkah pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi karena peningkatan jumlah uang yang beredar dan bisa menjadi bahan bakar bagi pertumbuhan ekonomi.
Berbeda dari dua tahun sebelumnya dimana terjadi penurunan PDB di bulan Ramadhan. Berdasarkan data dari BPS, pada bulan Ramadhan tahun lalu PDB Indonesia turun sebesar 3,49% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena penurunan jam kerja dan penurunan konsumsi masyarakat selama bulan Ramadhan yang terjadi karena pandemi COVID-19.
Menurut Joshua Pardede (Kepala Ekonomi Bank Permata Tbk), Ramadhan dan lebaran Idul Fitri tahun ini adalah momentum bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya setelah mulai melonggarnya pandemi COVID-19 akan meningkatkan jumlah pemudik.
Hal tersebutlah yang membuat arus perputaran uang dari kota ke daerah yang berdampak positif pada ekonomi. Joshua memperkirakan jumlah uang yang berputar selama Ramadhan dan lebaran Idul Fitri tahun ini sekitar Rp 243 triliun. Artinya akan terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya tercatat sekitar Rp 221 triliun.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023 diperkirakan akan mendekati 5%. Namun demikian kita juga harus tetap waspada terhadap potensi yang akan mendorong inflasi lebih tinggi. Itu sangat mungkin terjadi mengingat akan terjadinya kenaikan permintaan yang relatif lebih tinggi.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bank Indonesia (BI) juga telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 195 triliun mulai tanggal 27 Maret sampai 20 April 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 8,22% dari tahun sebelumnya.
BI juga menambah 377 titik layanan pertukaran uang, sehingga total ada 5.066 titik layanan penukaran uang pada Ramadhan dan lebaran Idul Fitri tahun ini. Menurut Erwin Haryono (Kepala Departemen Komunikasi BI) kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan pencabutan PPKM, peningkatan mobilitas masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik.
Ada beberapa sektor yang berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti makanan, minuman, pakaian, logistik, transportasi. Aktivitas ekonomi pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini diprediksi akan semakin bergairah karena adanya tunjangan hari raya. Hal tersebut kemudian akan berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat.
Sektor ritel juga akan menikmati keuntungan lebih besar dari tahun sebelumnya. Hal yang perlu dikhawatirkan adalah terjadinya gangguan dalam distribusi logistik barang, karena akan berdampak pada penawaran barang tersebut.
Selain itu juga sektor pariwisata berpotensi mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun sebelumnya dengan meningkatnya kunjungan wisatawan lokal yang melakukan perjalanan keluar kota. Sementara itu E-Commerce dan pengiriman paket juga dapat mengalami peningkatan selama bulan Ramadhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H