Lihat ke Halaman Asli

Anonimiyus

pejuang kebetulan tidak suka menulis

Sajak Penuh Nafsu

Diperbarui: 14 Februari 2018   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi: desireebombenon.com

Jalanan semakin sepi, senja mulai menggeliat membenamkan matahari, sementara kau masih bersitegang dengan kemauan.

Tubuhmu melanggak-lenggok dalam temaram, bersetubuh dengan malam. Pria juga yang berhalusinasi, membayangkan bokong dan payudara yang sekal padat, menggelinjang dalam dekapan suram.

Itulah kau menggoda namun memperdaya, apa yang ingin kau dapatkan dengan menampakkan paha, membusungkan dada,

Meliuk di jalanan yang penuh dengan mata-mata nakal, dalam balutan celana jean ketat, kenyal terasa walau hanya di dalam asa.

Tangan-tangan mulai tidak singkron dengan akal sehat, malah bersekongkol dengan nafsu bejat, laki-laki mulai tidak tahan, sebagian pulang untuk melampiaskannya dalam bilik kamar mandi, sebagian melancung ke tempat prostitusi,

Sebagian merupadaksa wanita-wanita tidak berdaya,

Dan kau masih saja melenggang dengan bahasa tubuh yang menggoda merasa tidak berdosa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline