Lihat ke Halaman Asli

Goresan Kehidupan (Nikmatnya Sebuah "Proses")

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Siang ini..Sabtu ini..Hari libur ini..terasa sejuk aku rasakan walaupun banyak orang sedang mengeluh jakarta gerah.. Mungkin karena disekitar rumahku banyak pepohonan sehingga membuat angin yang bertiup terasa sepoi-sepoi. Aku selalu lebih memilih menghabiskan weekendku dengan beraktivitas disekitar rumah saja, mulai dari belanja dipasar tradisional, makan soto langganan dekat pasar, memasak, beres-beres rumah, dan bercengkarama dengan suamiku. Sungguh ku syukuri nikmat yang sudah diberikan dalam hidupku saat ini.

Terlintas dalam pikiranku saat ini, aku tidak mungkin berada disini, saat ini, dan menjadi diriku yang saat ini tanpa adanya "Masa Lalu". Yah.. Masa lalu yang menggoreskan tinta hitam, merah, kuning, hijau, emas sehingga terbentuklah "aku" sekarang

Sesungguhnya sejak kita dilahirkan, tinta-tinta itu sudah mulai menggores. SD-SMP-SMA bertambah lagi goresan itu. Kapan goresan itu berhenti? dan akan membentuk apa goresan itu? kita sendiri yang menentukan dan memilih goresan kehidupan kita.

Sejak awal kuliah,, aku membulatkan tekadku untuk bisa lebih mandiri. Sampai akhirnya aku putuskan untuk kerja sambil kuliah. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan, mencari kerja partime dikota Jogja apalagi pasca gempa yang terjadi beberapa tahun silam membuat banyak hal berubah. Dengan berbekal semangat untuk bisa memenuhi kebutuhan kuliahku dan mengurangi beban orang tua akhirnya aku dapatkan pekerjaan juga disebuah Lembaga Bahasa kepunyaan salah satu Universitas Swasta di Jogja. Ditempat itu tinta merah, kuning, hijau, dan biru menggores ceritaku lagi. Menemukan atasan yang super disiplin, super detail, super perfeksionis membuatku harus bekerja ekstra. Tak jarang aku sering menangis karena dimarahin lantaran kerjaanku tidak sesuai kemauan beliau. Saat itu tidak terbesit dalam pikiranku bahwa aku akan berterimakasih diperlakukan seperti itu. Namun ternyata justru aku sangat berterimakasih karena Goresan tinta-tinta saat itu-lah aku jadi bisa belajar disiplin, detail, dan dari goresan tinta-tinta saat itu aku juga belajr untuk tidak mudah putus asa.

Mengakhiri perkuliahan setiap mahasiswa diharuskan menyelesaikan skripsi. Beruntung aku dapat dosen yang sangat baik membimbing skripsiku sehingga tidak sulit untuk menyelesaikannya. Untuk seorang mahasiswa yang sama sekali belum pernah mlakukan penelitian, untuk dapat menyelesaikan skripsi dalam satu bulan hal itu seperti tidak mungkin. Akan tetapi karena motivasi pembimbing skripsi yang bahkan bersedia memberikan penjelasan berjam-jam, lewat telfon, email, ataupun datang kerumah sehingga kami dapat begitu cepat memahami dan menyelesaikan skripsi dengan memuaskan. Hasilnya adalah kami semua lulus ujian akhir dengan sangat memuaskan. Lagi-lagi tinta itu mengores hidupku.

Sampai akhirnya aku diterima bekerja disebuah instansi kepunyaan pemerintah yang mengharuskan aku untuk tinggal dijakarta. Berat sekali untuk aku yang sejak lahir tinggal dipinggiran kota jogja dengan segala budayannya dan seketika itu harus tinggal di ibu kota. Akan tetapi goresan tinta-tinta yang dulu pernah ada telah menggores kehidupanku menjadi bekal ku untuk bertahan di Jakarta dengan segala tantangannya.

Saat ini aku baru saja menyelesaikan satu step kehidupan yaitu menikah. Goresan tinta yang satu ini aku pilih untuk mewarnai kehidupanku dan melengkapi kehidupanku. Goresan yang akan membuat lukisan kehidupan ku akan lebih berwarna. Dan aku yakin dari goresan tinta saat ini akan membentuk goresan tinta kita dimasa depan. So.. pilihlah goresan tinta yang tepat dalam hidup ini dengan tetap berusaha untuk lebih baik dan jangan lupa berdoa agar jalan kita dimudahkan. 

Lukislah kehidupan dengan goresan tinta yang akan mewarnai hidup agar lebih indah, dan pada akhirnya nanti kita dapat melihat hasil akhir dari goresan tinta-tinta itu...

Salam hangat ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline