Lihat ke Halaman Asli

Bangsa yang Kurang Ajar adalah Bangsa yang Menghukumi Para Pahlawannya

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemarin malam, dalam acara hitam putih Dedy Corbuzier melakukan game yang cukup menarik terhadap bintang tamunya, Omesh. dedy bertanya yang harus dijawab dengan cepat oleh Omesh, pertanyaannya sendiri mengandung jebakan-jebakan yang akan menunjukan kepribadian atau karakter sesungguhnya dari orang yang ditanya.

dalam tulisan ini saya pun ingin mencoba teori tersebut, dan silakan anda para pembaca sendiri yang akan menilainya.

1. Siapakah Tengku Daud Beureuh?

2. Siapakah Tan Malaka?

3. Siapakah Syafrudin Prawiranegara?

4. Siapakah Kartosuwiryo?

5. Siapakah Kahar Muzakar?

Jika jawaban anda mayoritas menulis bahwa nama-nama tersebut adalah pemberontak, maka saya sarankan anda untuk membaca kembali siapakah beliau-beliau ini sebenarnya. dan mari kita tanya diri masing-masing, jika beliau-beliau saja dianggap pemberontak lantas siapakah kita? mungkin cuma sampah di negeri ini, apa pula yang telah kita berikan kepada negeri tumpah darah ini? menghukumi para pahlawan negeri sendiri yang telah dipupuk bertahun-tahun melalui buku sejarah telah mengantarkan kepada kita karma yang tidak berkesudahan. permasalahan bangsa yang sulit sekali terpecahkan.

Saya jadi ingat ketika tetangga saya terlibat kasus korupsi, pihak keluarga memberikan pernyataan resminya bahwa anggota keluarganya yang korup adalah korban politik dan serta merta para tetangga pun meng amininya. tidak berapa lama kemudian, setelah menjalani masa tahanan sang tetangga pun bebas. disambut dengan meriah, dijemput di gerbang rutan. luar biasa sekali.

kemudian saya pun jadi teringat para aktivis penentang orde baru yang sekarang sudah duduk manis di senayan. dulu dicaci dan dimaki disebut sebagai kaum penentang. sekarang disanjung bak pahlawan.

jika sekarang ada yang menyanjung nama-nama di atas, saya yakin masih ada perasaan was-was, takut disebut sebagai pengikut ideologinya, dan sebagainya dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline