Ketika mendatangi acara International Islamic Education Expo (IIEE) 2017 di ICE BSD Tangerang bersama 20 orang Kompasianer semalam (21/11/2017) Saya teringat ketika masa kecil sempat mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (setingkat Sekolah Dasar ) . Pagi hari saya sekolah dasar siangnya saya sekolah madrasah dan malamnya mengaji. Saya bahagia saat itu, tidak ada perasaan tertekan sama sekali. Sorenya masih bisa main bola, main layangan dan malamnya mengaji di masjid. Saat sekolah madrasah ibtidaiyah selesai saya tak melanjutkan ke tsanawiyah, saya memilih SMP negeri . Nah sejak di SMP hingga kuliah, ilmu agama yang saya dapat di madrasah ternyata sangat bermanfaat dan terpakai saat mengenyam pendidikan tersebut. Belajar agama itu penting karena itulah fondasi dasar kehidupan kita dunia dan akhirat.
Kembali soal pemeran pendidikan Pondok Pesantren yang kami kunjungi semalam. Tidak hanya dari pondok diniyah lokal saja yang ada, namun ini bersifat nasional bahkan internasional. Pondok Diniyah Seluruh Indonesia , dari Palopo, Makasar, Manado, DI Yogyakarta dan lainnya menampilkan keunggulan dari institusinya masing masing. Selain itu perwakilan Negara - Negara sahabat semisal Australia, Iran, Malaysia, Jordania juga turut memeriahkan pameran yang baru pertama kali di gelar di Tangerang ini.
Oh iya, acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia ini dibuka langsung oleh Menteri Agama RI , Bapak Lukman Hakim Saifuddin . IIEE 2017 menghadirkan konsep baru yaitu budaya, menghadirkan wajah islam yang ramah bagi seluruh umat manusia. "Semoga forum ini mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan studi keislaman dalam rangka mengembangkan peradaban bangsa".Ungkap Menteri Agama dalam Press Realesenya.
Bertempat di ICE BSD yang megah di hall 1, ada perasaan bangga bercampur dengan takjub seraya berdoa semoga kedua anak laki laki saya bisa dengan mudah menghapal alquran (tahfidz), bukan hanya sekadar bisa menghapal, namun paham artinya dan bisa mengamalkan menjadi ilmu yang rahmatan lil alamin. Islam yang mengabarkan kebaikan dan kesantunan. Maka hari santri nasional (HSN) yang jatuh pada Tanggal 22 Oktober melalui Keputusan Presiden Nomo 22 Tahun 2015 menjadi sebuah keniscayaan seperti sekarang ini.
Kenapa harus ada Hari Santri Nasional ?
Dr.Ahmad Zayadi, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia saat memberikan keterangannya kepada kompasianer mengatakan bahawa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia salah satunya adalah adanya peran para kiai, ulama dan para santri seluruh wilayah republik ini. Sayapun mengamini hal tersebut, mengenang perjuangan kaum santri dalam memerdekakan Indonesia dan selalu mengisi dalam melakukan pembangunan untuk negeri ini.
Selain orang orang yang patuh terhadap agama, para santri adalah orang yang setia kepada ulama dan Negara Indonesia atau NKRI. Santri harus menjaga dan menjadi garda terdepan untuk selalu tetap setia menjaga Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. "Ada dua ruh yang melandasi pondok pesantren yaitu Ruh Pancasila dan Ruh NKRI" Pungkas Ahmad Zayadi.
Kehidupan beragama umat Islam Indonesia diniai bisa menjadi contoh idela bagi Negara Negara di dunia untuk menghadirkan islam yang moderat, toleran dan demokratis. Islam di Indonesia sangat mencintai Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW meski tidak pernah melihatnya dan hidup jauh di jaman masa Rasulullah menyebarkan syiar Islam. Acara yang berlangsung sejak kemarin 21 s.d 24 November 2017 seyogyanya menghadirkan dua agenda besar :
- Konferensi Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies/AICIS) dan ;
- konferensi Internasional Studi Pesantren ( International Confernce on Pesantren Studies)
AICIS dan Konferensi Interansional Studi Pesantren merupakan rangkaian acara International Islamic Education Exhibition (IIEE) 2017 atau Pameran Pendidikan Islam Internasional . Agenda tahunan ini digelar untuk memberikan kesempatan kepada para peneliti baik dari dalam maupun luar negeri untuk dapat mempresentasikan hasil -hasil penelitian mereka, sekaligus menjadi media membangun jejaring intelektual antar akademis. Menjadi wadah bagi para pengkaji Islam utnuk sharing ide sekaligus mempertegas watak islam Indonesia yang moderat dan toleran.
Kembali teringat ketika sekolah dulu ada hapalan Quran dan Hadist dan juga beberapa ungkapan berbahasa arab. Hubbul Wathan Minal Iman ( Cinta Tanah Air Adalah Bagian dari Iman) adalah yang turut saya hapalkan saat itu. Menariknya cinta tanah air yang ditanamkan kepada para santri akan berimpak / berdampak positif di masa depan . Makna dan substansinya sejalan dan sangat dianjurkan oleh agama (Masyru').
Pondok Pesantren Indonesia Menjadi Destinasi Dunia