Sepang, 2 Oktober 2016
Menjadi peserta yang berkesempatan menonton lomba balapan mobil terkesan terdahsyat sejagad ini adalah anugrah luarbiasa.Apalagi berkesempatan menonton putra terbaik bangsa ini yang berlaga di perlombaan yang syarat dengan kecanggihan teknologi dan kesiapan skill pebalap itu sendiri.
Harapan Saya dan ratusan juta mata pencinta F1 akan hadirnya sosok Rio Haryanto, pebalap muda asal Indonesia yang putaran sebelumnya berlaga kini harus pupus, Rio dicadangkan oleh timnya Manor.
Peran Bangsa
Teknologi yang canggih, skill yang mumpuni memang harus dibayar dengan harga yang mahal. 25 JUTA Euro sekitar 50 juta USD harus digelontorkan untuk memenuhi kuota pebalap salah satu tim di F1.
Sejarah F1
Menurut Wikipedia, Formula 1 adalah satu perangkat aturan teknis untuk balap mobil kursi tunggal (single seater) yang diumumkan oleh Fédération Internationale de l'Automobile (FIA),lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas segala jenis olahraga otomotif. Aturan tersebut dibuat tahunan serta menjelaskan secara rinci ukuran maksimal dan minimal kapasitas mesin, aturan teknis, dan aturan keselamatan pembalap serta penonton.
Dalam hal ini Pertamina selaku BUMN Indonesia di manasatu-satunya Pebalap F1 yang disokong sebuah negara adalah Rio, itulah yang menjadi salah satu kelebihan negeri ini. Masyarakat Indonesia pun tidak kalah heroiknya ramai ramai mendukung pebalap yang suka menempelkan salah satu ayat kitab sucinya di dalam mobilnya, baik saat berlaga di F2 maupun ketika naik di F1.Saya pun senang dengan terpilihnya bersama 3 peserta lainnya menonton F1 hari ini. Sekitar pukul 09.00 waktu Malaysia kami sudah menyusuri jalanan yang tidak terlalu padat menuju Sirkuit Sepang
Empat hari Kami di Malaysia, berkeliling ke seluruh tempat wisata yang menarik. Batu caves, Istana Negara,Twins Tower, dan lainnya menambah rasa bahagia seluruh peserta yang ada.
F1 itu berbeda dengan balapan lainnya di dunia, kecanggihan mobil dan teknologinya sangat mendukung performa pebalapnya. Bisa dikatakan juaranya sudah bisa diketahui dari jarak 20 detik dari pimpinan lintasan.
Pebalap semisal Schumacher (Schummy) di jamannya yang meraih 7 kali juara dunia dan mendapat rekor juara dunia berturut turut sebanyak 5 kali membuktikan kebenaran bahwa tim papan atas akan selalu berada di atasnya. Pebalap lainnya Sebastian Vettel juara dunia dua kali, Kimmi Raikonen dan lain sebagainya.