Main Dealer TVS Dewi Sartika Cawang Jakarta, 23 Agutus 2016
Mendapati permintaan untuk menjajal kemampuan kendaraan (motor) produk India (TVS) dari Kompasiana, Sayapun langsung berdiskusi dengan pasangan Saya perihal hal tersebut dan Alhamdulillah mendapat restu untuk ikut serta meski ada rasa tidak tega meninggalkannya bersama dua anak balita saya.
Persiapan pun saya lakukan demi kelancaran acara Drive Anda Ride TVS Nanti yang bertemakan TVS Joy Ride Jelajah Purwakarta. Bersama teman-teman Kompasiana lainnya :
- Widianto H Didiet
- Dzulfikar Al’Ala
- Zulfikar
- Arif Khunaifi
- Baskoro
- Ericko Anderson
- Kang Digno
- Satto Raji
- Bang Aswi
Yang beberapa dari mereka baru kali ini bertemu muka satu sama lainnya. Semangat yang dirasakan oleh saya juga dialami oleh kesembilan kompasianer lainnya.
Pukul 08.00 saya sudah berada di lokasi Dealer TVS di Jalan dewi Sartika. Hampir semua telah berkumpul di tempat ini karena mereka sudah lebih dahulu berada di Jakarta karena berasal dari luar daerah. Pembagian perlengkapan pun berlangsung jaket dan jas hujan dibagikan oleh Mas Radja yang kali ini didapuk menjadi penanggungjawab acara touring ini bersama Mas Kevin dan Mas Pendi.
Pukul 12 siang kami harus berada di Karawang Pabrik TVS berdiri, karena di sana akan ada Ambasadro dari TVS yaitu Joe Taslim yang akan berdialog dengan para bikers dari kompasiana. Berulang kali TMC (TVS Motorcycle Community) Jakarta mendapat telepon dari pabrik agar segera berangkat karena diperkirakan waktu perjalanan kurang lebih 4 jam. Kalau jam delapan berangkat maka jam dua belas akan sampai ke lokasi.
Persiapan demi persiapan pun dilakukan, TMC Jakarta yang ditunjuk mengawal kami melakukan koordinasi dan memberikan arahan bagaimana etika berkendara konvoi di jalan :
- Riders/Bikers harus mengenali siapa riders di depannya, ini dimaksudkan fokus kepada perjalanan bila yang depannya tidak terlihat maka otomatis dia akan tertinggal di belakang atau tersasar;
- Bikers harus memahami berbagai instruksi leader di depan dan memberikan panduan dengan tangan atau jari . Bila leader mengacungkan jari satu (telunjuk) artinya bikers harus berada di satu barisan, bila diangkat dua jari maka harus ada dua formasi barisan yang zigazag demi keamanan berkendara. Bila leader mengepalkan tangan tanda bikers harus berhenti dan biasanya diawalai dengan lambaian tangan ke sampin naik turu yang menandakan para bikers harus melambatkan motornya. Bila leader melambaikan tangan kedepan maka para kompasianer harus mempercepat kendaraan mereka melaju dengan kecepatan maksimal. Dari beberapa instruksi ini saya merasa terbantu sekali mengingat jalanan di Jakarta yang penuh dengan cabang dan macet. Sehingga kadang ada saja pejalan kaki yang menyebrang tanpa lihat kanan dan kirinya. Kalau saja rem dari motor Dazz 110 cc yang saya kemudikan tidak oke maka tabrakan pun bisa saja terjadi.
- Ada beberapa varian motor TVS yang diikutkan dalam touring kali ini yaitu dua motor matic Daz 110 cc, satu motor bebek kopling The RockZ 125 , Motor Max 125, 160 ,180 dan Apache 200 4v RTR ;
Bisa dibayangkan dalam perjalanan ke depannya, kesepuluh kompasianer ini di awal awal mengalami kesulitan karena belum terbiasa menggunakan motor besar dan berkopling, pengaturan perpindahan gigi yang sedikit berbeda juga jadi catatan para kompasianer yang motornya belum bisa dikuasai. Rata-rata motor akan mati mesin dan hebatnya ketika di stater tak perlu lagi ke posisi netral tinggal langsung tancap gas.
Saya yang kebagian motor matic TVS Dazz 110 cc awalnya pesimis dalam hati bilang “motor ini apa iya bisa mengejar minimal kuat nanjak di jalanan karawang menuju Purwakrrta”? Kalau jalanan Jakarta bolehlah diadu karena jalanan pasti macet dan sempit ccok untuk motor kecil ini yang ukuran body nya 1875 x 670 x1050 mm.
Oh iya meski demikian motor Dazz ini sudah Fuel Injection loh!n.Selain ukuran body yang cukup nyentrik mungil dengan bobot 93 kg (jadi ingat Mas Kevin nih kalau ngomongin berat badan), skuter matikc ini bisa “nari” di jalan raya.Saya jadi heran pas melakukan manuver di jalan jakarta berkelok kelok melewati jalanan macet kemudian menggas pool mengejar sang leader yang kayaknya juga heran kok bisa si Bikers satu ini nempel terus sepanjang perjalanan ternyata oh ternyata ini rahasianya :
- Body nya yang 93 kg bisa di handling dengan mudah oleh saya yang bodynya yang lebih dari separuhnya;
- Motor asal india ini memiliki jarak as roda mencapai 1.240 mm sehingga akan mempermudah saya untuk melakukan manuver; pantas saja saya termasuk yang cukup energik kata kawan seperjuangan di ride ini;
- Seara umum ,ketika melakukan kunjungan ke pabriknya di Karawang saya langsung cari tahu di mana posisi perakitannya karena desain tubuh si Dazz ini masih identik dengan versi yang lama;
- Ada empat pilihan warna dari Dazz 110 cc ada yang fresh orange seperti motor tunggangan saya, ada passion orangeee, Flyiiing blue serta candy pink. Jadi motor Dazz ini kalau di jalan raya pasti jadi pusat perhatian karena warnanya yang oke punya.
- Panel Speedometer sederhana namun elegan dan fungsional; Panel dashboardnya berdesain hampir sama dengan generasi sebelumnya masih erlihat sederhana namun panel indikatornya cukup dimengerti dan kerennya lagi sangat informatif. Tampilan penunjuk kecepatan, panel arak tempuh,indikator bahan bakar, penunjuk lampu utama serta panel idnikator lampu sein.
- Dimensi ramping dengan kesan elegan, saya menyebutnya penuh dengan konsep minimalis;
- Menonjolkan sisi kepraktisan dan kenyamanan oleh karena itu Dazz 110 DFi dibuat dengan mesin yangtak terlalu besar;
- Mesin DAzz TVS ini sudah dibekali dengan teknologi utama yatu mesin berteknologi Digitech-R serta Fuel Injetion;
- Saya awalnya heran dengan tonjolan di bagian kiri bawah stang, setelah diteliti eh ternyata ini adalah fitur phone charging, luar biasa orang yang mendesainnya ini ternyata kekinian ,bolehlah kelupaan dompet asal jangan kelupaan handphone atau gadget.Nah karena gadget gak boleh lupa maka penyimpan baterai pun harus tersedia. Teknologi ini mengerti kita-kita banget yang akan selalu sibuk nyari colokan kabel buat ngecharge hape;
- low-friction engine;
- Karena penasaran lihat saya begitu mudah dan semangat dalam touring saya perhatikan kondisi bannya, ternyata sudah ban tubeless anti bocor jadi gak perlu khawatir ban mudah bocor di jalan;
- Waktu perjalanan yang memakan waktu ber jam-jam saya lihat indikator bahan bakarnya kok gak turun banyak, ternyata lagi tanki bahan bakarnya 5,1 liter gede banget untuk ukuran matic pantas saja jarak tempuh jakarta karawang purwakarta bisa lebih jauh penggunaannya;
- Nah ini lagi pengalaman saya waktu menerabas dengan kecepatan maksimal , suspensi Dazz ini seperti ayunan yang memanjakan. Suspensi depan menggunakan teknologi Telescopic Shock Absorber yang akan memberikan handling sempurna serta sistem kemudi yang mudah dikendalikan;
- Suspensi belakangnya pun sama TVS DAzz DFI iini menyematkan Teknologi SIngle Shock Absorber yang akan maemberikan kenyamanan ekstra pada pengemudinya;
- Untuk bagian roda dbekali dengan velg 14 inci dan ban depan berukuran 80/90 ban belakangnya 90/80;
- Ketika ditanyakan kawan kompasiner lainnya perihal kecepatan yang konstan saat touring ke Purwakarta ini awal menjawabnya saya bingung mau jawab apa, setelah dijelaskan saat berkunjung ke pabriknya di Karawang barulah saya ngeh ternyata mesin yang digunakan mengusung mesin SOHC 4 langkah berkapasitas 109,65 cc.Mesin ini mampu menghasikan daya optimal mencapai 6,4 kW pada 75000 rpm serta torsi sebesar 8,7 Nm pada 5500 rpm
- yang lebih heboh lagi ada teknologi baru DAzz DFI yaitu mesin CVT berpendingin udara yang telah dibekali dengan teknologi Digital Fuel Injection. dapur pacuya juga sudah berteknologi Digitech R yang akan menambah tenaga dan irit bahan bakar.
Pengalaman saya touring sebelumnya dengan jarak tempuh yang jauh , kondisi badan pasti pegal pegal dan body merasa tidak nyaman sesudahnya, namun ketika touring ini berlangsung hingga sampai hotel di puncak purwakarta badan ini kok tetap stabil, capek dan pegal pegal itu tidak ada sama sekali. Pantas saja TVS kerepotan menerima permintaan dari negara negara seperti Myanmar, Vietnam, Afrika, Iran untuk ekspor ke sana. Rupanya mereka sudah paham kualitas dan kuantitas dari produk ini.