Lihat ke Halaman Asli

Yusep Hendarsyah

Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Bukan Sekadar Pemimpin Sekolah!

Diperbarui: 13 Mei 2016   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang kepala sekolah, bahkan pemilik dua sekolah sekalgus di usia muda tentu suatu berkah dari kerja keras, tapi tahukah anda, berapa banyak orang bercita - cita menjadi seorang kepala sekolah atau pemilik sekolah yang ada di Indonesia.Jawabannya mungkin hanya segelintir dari sekian banyak anak anak di Indonesia. 

Beberapa waktu ini, saya secara  bertemu dengan beberapa sosok hebat di dunia pendidikan dua diantaranya adalah seorang perempuan dari generasi yang berbeda. Dari ketiganya saya banyak belajar bagaimana mengelola sebuah institusi pendidikan di Indonesia dimulai dari perijinan, kurikulum yang saban waktu berubah dan aturan perundangan yang belum tersosialisasi dengan baik. Kalau ditanya kepada anak murid dari  tingkat Sekolah Dasar  hingga anak kuliahan (universitas) berapa banyak yang mengetahui undang-undang apa saja yang berkaitan dengan dunia pendidikan di negara kita? Jawabannya pasti banyak yang tidak tahu. Pun demikian dengan saya pribadi, yang juga pernah belajar perundangan sistem pendidikan , itupun karena mau ujian tes CPNS, dilalahnya Undang - undang  itu pun sudah berganti sekarang.

Siapapun yang setia kepada membangun negeri ini lewat pendidikan, saya acungi jempol dan Ketiga orang yang saya temui di atas tadi adalah :

1. Ibu Nenny, beliau adalah seorang pakaar di dunia pendidikan yang juga sebagai CEO dari Yayasan Sampoerna  yang kurikulumnya berbasis Amerika. Dari beliaulah saya menyadari betapa kita kekurangan sumber daya manusia baik dari Hard skill maupun soft Skill.Sekolah yang dibinanya menekankan pada sistem STEAM, Science,  Technology, Engineering, Arth and Math. Diharapkan masyarakat kita di masa depan menguasai pola dasar tersebut agar bisa bersaing di dunia global.Oleh karena itu, generasi muda perlu dibekali dengan keterampilam dan kemampuan melalui pendidikan  yang berkualitas. Sayangnya belum banyak orang tua yang paham  secara komprehensif tentang betapa pentingnya memilih alur pendidikan  untuk memaksimalkan  pencapaian putra putri mereka  di masa mendatang. Alur pendidikan memiliki peranan penting dalam  berkontribusi terhadap kemampuan anak -anak dalam mencapai tujuan  pendidikan dan karirnya. 

 

2. Debby Andriany, teman waktu masih berseragam putih biru ketika berekolah di Sempana Tangerang, saat ini dia sebagai Executive Prinsipal dari Little koala Montesery dan Hilaris School, kedua sekolah ini berkiblat pada Negeri Ratu Elizabet Inggris. Dari dia lah saya paham bahwa pendidikan karakter anak harus di mulai dari usia dini, bagaimana mendidik anak dengan cara pengajaran yang disukai anak. Membangun rasa percaya diri anak. Saya melihat sistem pengajaran yang menggunakan sistem bahasa asing ( Inggris, mandarin,Arab) menambah kemampuan anak dalam berkomunikasi. Dan ini harus ditiru oleh sekolah sekolah biasa agar tidak tertinggal dengan anak dari negara lain. Debby menceritakan harapan dan kesannnya terhadap masa depan pendidikan kita.

Suasana Siswa di sekolah Debby, Sumber : Dok.Debby

Dunia pendidikan di Indonesia tercinta yang sesuai TAP MPR No II/MPR/1993 yaitu dengan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif, serta sehat baik jasmani dan rohani. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan ini merupakan tanggung jawab guru dan staff serta yayasan juga orang tua dan pemerintah. Dengan mempersiapkan untuk pembentukan generasi muda Indonesia untuk masa yang akan datang yang siap mengharumkan nama bangsa dengan tingkat nasionalisme yg tinggi terkadang salah arti dimana nasionalisme harusnya ber bahasa daerah atau indonesia saja padahal justru dengan berprestasi di kancah internasional berarti sangatlah lebih nasionalisme tinggi

generasi muda adalah generasi penerus sebagai subjek dalam kehidupanya di zamannya bukan dizaman kita. biasanya dengan ciri keilmuan dan teknologi tinggi tetapi kurangnya sosialisasi seperti zaman kita dahulu : lewat depan orang tua harus membungkuk dan mengatakan permisi, tidak ada yg haruS disalahkan karena khalil ghibran pun mengatakan bahwa "anak itu hidup pada zamannya" bukan zaman kita Mereka perlu dipersiapkan dengan baik agar tidak menjadi objek belaka, tidak hanyut oleh derasnya “tsunami budaya” berupa pengaruh yang mengarah pada kerusakan (destruktif). Mereka diharapkan tidak hanya bisa survive (bertahan), melainkan pula bisa leading (memimpin), bisa berjaya, bahkan bisa memberi warna kehidupan mendatang. Sekolah merupakan salah satu tempat yang ideal untuk dapat mempersiapkan generasi penerus. Selanjutnya, untuk mewujudkan harapan tersebut, peran seorang guru sangatlah penting dalam memberikan pendidikan yang bermutu kepada generasi penerus bangsa di lingkungan pendidikan, karena nya berbanggalah para guru bahkan Allah SWT mengatakan bahwa guru adalah khilafahnya alias wakil tuhan cam kan ini para guru yang sangat berjasa

kembali lagi carilah benar benar sekolah yang memiliki yayasan yg ber passion dipendidikan bukan di keuntungan karena sifatnya mendidik bukan industri, karena sesuai prinsip manajemen dimana from top to down maka jika dari atas linear kebahah dengan korelaso yg baik maka output diaekolah atau anak didik Insya Allah akan maksimal dengan pembelajaran dan pendidikan karakter serta eskul keagamaan dan skill agar siap menjadi pemimpin yang berahklak mulia

3.Bapak Novistiar Rustandi, Founder dari sistem e-Learning . Pendiri perusahaan start-Up  HarukaEdu, yaitu Pendidikan jarak jauh alias online. Beliau mendirikan psistem pendidikan online  ini dikarenakan masa pendidikan negara kita ke depannya akan cerah. Di mana mayoritas neagara maju yang perekonomiannya meningkat secara siginifikan selalu meningkatkan investasi mereka di bidang pendidikan. Secara makro semakin makmur suatu negara maka semakin makmur pendidikannya dari segi kuantitas dan kualitas. Dari Beliau pula saya mengetahui bahwa sistem yang dibawanya menyasar kalangan menengah ke bawah yang masih minim pendapatannya alias UMR. Pendidikan yang baik itu pada dasarnya memiliki empat hal, yaitu : 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline