Lihat ke Halaman Asli

Yusep Hendarsyah

Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Imlek: Aku Cin(t)a Benteng, Kamu?

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12970703921527745587

sayang,,,kita tuch gmana si???? kita dah kenal lama gtu,,kita dah ktmu gtu?

aa sayang ga si sama aku?knp?kok bisa,,kenal juga blum...

deketnya kita tuch aneh ga sich?,,,

hehehe.....jawab ya cin...

 [caption id="attachment_89450" align="alignleft" width="184" caption="facebook.com"][/caption] Barongsai terus meliuk-liukan badannya.kadang melompat,menerkam diiringi tetabuhan khas imlek. Semua ornamen berwarna merah., menambah semarak disertai hujan rintik-rintik di senja ini. Mengalir dalam darahku kaum yang dianggap minoritas.aku Cin(T)a dan tak pernah terfikirkan dan terbayangkan bahwa aku keturunan. Mata dan kulitku lebih mengarah kepada wajah pribumi.kulitku hitam manis dan mataku tidak sipit.aku cin(t)a benarkah..? Di tempat ku menuntut ilmu kukenal seorang gadis bernama Cici, parasnya cantik kulit putih ,tinggi persis mantan artis ciliksecantik Puput Novel. Cici adalah gadis dengan darah campuran Cina dan Padang (Sumatra Barat). Tutur katanya sopan dan menarik,tak sedikit laki-laki di kampus ku ingin menyuntingnya, menjadi kekasih dan menjadikannya permaisuri dengan singgasana terindah. Cici ibarat puteri dari seorang kaisar dan nasib baik telahmempertemukan kami dengan indahnya. Aku Cin(t)a dan dia keturunan juga. Kami saling berpandangan saling menatap masa depan yang seolah pasti. Sepucuk surat berwarna merah jambu yang kupegang menambah cerita masa lalu bertambah indah. Ya ini adalahimlek yang ke duapuluh lima sejak aku berpisah dengannya. Cici terlebih dahulu meninggalkan dunia. Di sini di Bantaran Sungai Cisadane Tangerang, sebagian kaumkuberproses hidup. Ada kisah indahseperti kisahku dengan Cici dan ada kisah mengharukan di mana didapatkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bahwa pemerintah Kota tangerangmempunyai master plan tentang  Cina Town . Daerah ini akan memanfaatkan areal 230 hektar lahan yang memanjang dari Kampung Pasar Lama hingga Babakan Ujung. Dalam areal ini akan dikembangkan pasar kerajinan tradisional yang disatupadukan pertokoan tua Jl. Kiasnawi dan Jl. Kisamuan. Dikembangkan pula kawasan pusat jajan yang menyediakan masakan khas Tangerang, modern, dan Cina secara terpisah. Untuk Vihara Boen Tek Bio dan perkampungan tua Cina Benteng di Pasar Lama akan ditata-ulang untuk lebih memberi sentuhan Kampung Cina. Sisi lainnya dengan keberadaan Sungai Cisadane yang terkenal dengan budaya Pek Cun (Tradisi Pek Cun dilaksanakan oleh masyarakat Tionghoa menurut kalender Cina pada perayaan tahun baru  Cina atau imlek. Acara yang mengiringi tradisi Pek Cun adalah Pentas seni Barongsai dan kesenian masyarakat Cina lainnya serta makan bersama dan pelaksanaan berbagai lomba) , maka akan dikembangkan menjadi pariwisata Sungai Cisadane. Meski cina town (perkampungan cina di Tangerang ) ini jauh dari realisasi wacana yang telah berkembang sedikit banyak membuat Tangerang lebih dinamis lagi ke depannya. Sedikit berbangga sebagai warga keturunan, meski kultku hitam (Hitaci) Pemerintah Kota akan lebih meremajakan perkampungan yang sudah beratus tahun di bantaran sungai ini. Namun sedikit banyak hatikupun luluh, karena disinilah kekasihku dimakamkan. Imlek, tak semuanya berbahagia dan tak semuanya bersedih. Semoga ada titik temu agar kisahku tak terenggut penguasa yang rakus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline