Lihat ke Halaman Asli

Yusak Persada

Seorang karyawan

Sentra Layang Layang di Gg Sereh Bandung yang Penuh Cerita, dan Cerita Sang Juara Dunia Layang Layang, Akiat

Diperbarui: 31 Mei 2024   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Yusak Persada

Layang-layang dari Kawasan Pecinan gang Sereh.

Japar sang pelopor

Layang --layang yang kita kenal  sekarang  kemungkinan besar berasal dari  perjalanan sejarah masa perang di Tiongkok,  ada sebuah literatur yang menyebutkan ,Jenderal Han Hsin dari Dinasti Han sengaja menerbangkan layang-layang sebagai patokan ukuran seberapa jauh jarak pasukannya harus menggali terowongan sebelum muncul di kota yang akan diserbu pasukannya Layangan juga berfungsi sebagai  pengukur arah angin , menyampaikan pesan perang, bahkan ada layang-layang dari kulit sapi yang konon bisa mengangkut seorang prajurit dari satu titik lokasi  ke lokasi lainnya.

Akan tetapi bukti  keberadaan layang-layang yang paling tua di dunia justru berasal dari Indonesia, karena ditemukan lukisan layang-layang di gua di Pulau Muna, Sulawesi.

Tapi di luar semua itu kota Bandung memiliki keunikan sendiri karena memiliki satu daerah penjual layang-layang yang tersohor di Indonesia di kawasan gang Sereh,  lokasinya di daerah Pagarsih Bandung. Pusat kejayaan kawasan ini ada di sekitar tahun 80-90an,  ada sekitar  7 toko layang-layang dan hampir semua pemilik toko layang-layang ini adalah keturunan Tionghoa.  Jika kita berjalan  di daerah sentra layang-layang di daerah gang Sereh ini kita akan menemukan bangunan dengan karakter arsitektur khas daerah pecinan.

Pionir toko layang-layang di gg. Sereh adalah toko Japar yang didirikan tahun 1965 oleh Bong Kim Liung (Iking Benyamin). Toko ini berawal dari rumah Iking  di Gg Sereh no 1 A  ini , Iking yang sudah hobi main layangan sudah  bisa membuat  benang layangan dengan bahan gelasan yang bagus kualitasnya, hingga orang-orang  mulai  datang membeli gelasan dari rumah ini yang  dikemudian hari menjadi toko Japar.

Nama Japar sendiri sebenarnya karena kesalahan cetak saat dalam proses perijinan, karena nama yang dikehendaki adalah Jabar.  Namun pada akhirnya kawasan ini  di tahun 90 an malah populer dengan nama Japar

Pasokan layang-layang dari toko Japar ini kebanyakan berasal  pengrajin  dari daerah Cililin dan Cipacing.

Sayangnya perkembangan layang-layang  mulai menurun pada tahun 2014 semenjak munculnya game online dan makin menurun semenjak itu. Pemerintah sebenarnya  turut membantu dengan mempromosikan layangan ke sekolah-sekolah , hingga membuat workshop pembuatan layang-layang hingga lomba mewarnai layang-layang.

Toko Japar saat ini ada di salah satu penghujung jalan di gang Sereh, seolah menjadi kakak tertua dalam barisan toko-toko yang keberlangsungannya ditentukan oleh kepedulian kita semua akan suatu sejarah,  budaya, dan memorabilia kisah hidup orang Tionghoa di Bandung.

foto pribadi di rumah Akiat, pernah dimuat Harian Kompas ternyata

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline