Lihat ke Halaman Asli

Yus Afiati

Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Jangan Kau Curi Kebahagiaanmu

Diperbarui: 25 Juli 2023   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: main-main.id

Jangan Kau Curi Kebahagiaanmu

Senyum berseri menghias siang yang terik
Ajakan makan siang disambut sukacita
Sungguh ini tawaran yang menarik
Bagai pucuk dicinta ulam liba

Belum kenyang bolehlah kau balik
Bawalah pulang untuk keluarga
Saat ini kau bernasib baik
Teman berasa saudara

Seminggu berlalu diajak lagi berpiknik
Bersantap berdua impaslah lapar dahaga
Senyaring tawa diihentak musik
Bertautlah hati nikmati suasana

Tidaklah menyangka hujan rintik-rintik
Kian basah pula baju dan celana
Tentulah jiwamu kini tergelitik
Kawanmu baik tak terkira

Disodorkan seratus ribu secarik
Kau pun terima dengan gembira
Tak kuasa menunda meski sedetik
Lebih dari cukup untuk belanja

Tak lama maka kawanmu itu berbisik
Empat lembar ratusan ribu tolong diterima
Sampaikan untuk saudarimu yang cantik
Semoga titipan ini sampai kepadanya

Terheran mengapa rasa kawanmu terbalik
Untukku terlalu sedikit kasih uangnya
Menduga kawanmu berbuat licik
Hatimu kini merasa kecewa

Inilah awal kau kehilangan simpatik
Tak ingatkah pertama kau rasa bahagia
Bertubi-tubi harimu sungguh asyik
Bertemu sahabat pelipur lara

Melihat rezeki orang lain berubah panik
Lupakan diri untuk mensyukuri yang ada
Kau telah curi kebahagiaanmu yang unik
Panas hati karena membandingkannya

Jangan kau curi kebahagiaanmu setitik
Demi kau inginkan yang lebih berharga
Ku harap jadilah pribadi yang terdidik
Jauhi iri dengki dan buruk sangka

Depok, 25 Juli 2023
--yusfi--




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline