Mungkin Kau Perlu Pawang Hutang
Masih terngiang-ngiang
Saat berkumpul makan siang
Wajahmu muram dirundung malang
Kau habiskan makanan yang terhidang
Puaskan kesal bersama air mata berlinang
Seketika raut dukamu menghilang
Dalam diam hati bimbang
Ku mengajakmu untuk pulang
Bersabar berdoa agar hati tenang
Setibanya di rumah kau kembali mengerang
Buat apa hidup jika langkah terkekang
Kau ingin selalu bersenang-senang
Tak lama hujan pun datang
Suara makianmu terdengar lantang
Laksana diri mengajak perang
Berlalu peristiwa itu hingga petang
Aku coba sumbat ocehanmu sekarang
Tiada guna berdebat dengan orang curang
Akhirnya aku punya ide cemerlang
Ku bawakan untukmu seorang pawang
Mungkin kau perlu pawang hutang
Wajahmu yang semula tegang
Kulihat mulai rilek tertawa riang
Bak ketiban emas sekeranjang
Woii lunasi hutang piutang
Bukan perbanyak janji doang
Menjauh ke pulau seberang
Depok, 22 Maret 2022