Lihat ke Halaman Asli

Yus Afiati

Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Sebenarnya Aku Malu

Diperbarui: 10 Februari 2022   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebenarnya Aku Malu

Pilihan sulit
Diambil terjepit tidak diambil terlilit
Resah batin nyeri terhimpit
Kepala berat dada tercekit

Pagi meredup kutatap langit
Luas menjulang meluaskan pikiran sempit
Wahai pemilik seluruh alam yang tak pernah pelit
RahmatMu luas kekuasanMu meliputi hari berbangkit

Saat hidup terpuruk nan terbelit
KepadaMu aku tak berani berkelit
Aku malu amal ibadahku sedikit
Keinginanku berbukit-bukit

Aku tak berkutit
Ternyata tak cukup komat-kamit
Aku malu pengabdianku sekelumit
Berdzikir tapi lalai takabur terjangkit

Tiada kesusahan kecuali Kau mudahkan jalan terbit
Yang memudahkan dari yang tersulit
Aku malu  ilmuku cuma seicrit
Malas belajar hati berpenyakit

Saat aku mohon pamit
Tiada pantas cuma menjerit
Aku malu lisanku sering nyelekit
Lupa mengoreksi diri umur sudah limit

Depok, 10 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline