Lihat ke Halaman Asli

Yus Afiati

Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Menanti Harapan Palsu

Diperbarui: 5 Februari 2022   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menanti Harapan Palsu

Duduk termangu
Menatap langit biru
Melepas napas satu satu
Mengeja kata dalam bisu

Detak nadi mulai berpacu
Menunggu tak jemu
Menghitung waktu
Melihat statusmu

Desir angin menyergapku
Mengoles mataku
Melelap kantukku
Mengantar mimpiku

Debar jantung melihatmu
Menggapai tanganku
Mengucap aku kepadamu
Maukah kau menantiku

Di antara berserak batu-batu
Memungut asa tak tentu
Masih saja aku terpaku
Meski ku tahu itu harapan palsu

Demi waktu yang berlalu
Mengucap syukur diriku
Mengapa kau tega menipu
Membuat hati kian pilu

Andaikan kau bersumpah candi seribu
Aku tak menuntut satu malam untukmu
Aku percaya padamu
Aku menanti harapan palsu

Depok, 5 Februari 2022
========================

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline