Lihat ke Halaman Asli

Yus Afiati

Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Jangan Tanya Siapa Aku

Diperbarui: 4 November 2021   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sinilah aku seharusnya.

Jangan Tanya Siapa Aku

Di rerumputan yang basah di pagi itu
Menyelinap tubuh kecilku untuk menunggu
Menggumam sendiri kapan datang santapanku
Perutku  melillit  mendendangkan lagu

Kilat mataku menerawang ke semak perdu
Enak sekali kalau aku bisa terbang ke langit biru
Bebas memilih makanan kesukaanku
Tapi enak juga si perut  panjang yang berjalan melata menurutku
Cukup sekali makan untuk berminggu-minggu

Tangisan pilu menghentikan rasa kesalku
Kutengok sarang bayi pipit ditinggal sang ibu
Dengar kabar tewas di tangan pemburu
Ternyata ini yang tak kuinginkan kalau saja aku tahu

Tak berselang lama ada suara haru
Memohon jangan sakiti tubuhku
Menghiba jangan bakar rumahku
Ternyata ini  yang kutakutkan nyenyak tidur pun ada yang mengganggu

Baiklah aku balik saja ke tempatku
Baru saja aku merasa malu
Selama ini memendam rindu
Seindah hidup di mata melupakan yang di hadapanku

Aku akan kembali di rumput basah itu
Menyelinap menanti rezekiku
Angan hidup senang mewah menjauhlah dariku
Mohon jangan tanya siapa aku

Depok, 3 November 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline