Lihat ke Halaman Asli

Yus Afiati

Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Senyum Perih Itu

Diperbarui: 5 Oktober 2021   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

yusydee

Bismillah,

SENYUM PERIH ITU

===================================


Kesekian kali dia mengelap keringat yang membasahi wajahnya
Hatinya terasa dag dig dug memandang atap sang maha luas di atasnya
Sudah empat kali ganti kalender di tembok rumahnya
Entah berapa kali ucapan yang menusuk itu keluar dari lisannya

Naluri kegalauan seorang wanita yang telah menemukan banyak kebohongan untuknya
Menahan gejolak jiwa menghalau riuh di dadanya
Reflek dia raba di bawah matanya
Sungguh aliran itu tak lagi membasahi pipinya

Sepuluh tahun berlalu belum terasa kering alirannya
Sedikit menerka, oh aku sudah kehabisan air mata sekian lamanya
Berputar seratus delapan puluh derajat hidupnya
Keluh kesah perih menahan luka batinnya

Datanglah detik saat bungkusan masalah tak lagi cukup menampungnya
Mengalirlah rangkaian kecewa karena dihina, dinista, diabaikan, dicurangi, dikhianati begitu deras dari bibirnya
Semua berakhir dalam getar suaranya
Dan berakhir dengan kalimat istighfar kepada RabbNya


Ya Allah, semua harus tertumpah di hari ini adanya
Harapan hanya pada kemuliaan dan kehendak RabbNya
Semua yang sudah terkumpul seketika hilang pada akhirnya

Tersayat, terluka, terkuliti oleh kepongahan teman hidupnya
Perlahan namun pasti dia bangkit dari kesedihannya
Diambilnya Al Quran, direnungi maknanya
Tersadar kini seberat apapun ujian takkan melebihi kemampuan dirinya

 Depok,5 Oktober 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline