Lihat ke Halaman Asli

Yus Afiati

Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Upaya Menjadi Orang Baik

Diperbarui: 17 September 2021   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bismillah,

Sering terucap dialog ini  dalam kesendirian, saat hening malam sebelum tidur "Aku kagum bagaimana orang-orang yang suka menggunjingku bisa tahu hal-hal yang tidak kuketahui tentang diriku."

"Jika kita dianggap jelek tak usah sakit hati, mungkin orang yang bilang itu benar. Sebaik-baik diri kita mungkin lebih buruk, karena kita baik itu menurut penilaian din kita saja."

Perlu perjuangan yang tak ringan menjadi pribadi yang bertaqwa dan berihsan. Apa yang menjadi ukuran bahwa kita menjadi orang yang baik?

Menjadi seorang yang baik suatu pilihan dan banyak pilihan cara untuk itu. Setidaknya jika nama kita disebut atau kehadiran kita di lingkungan kita masih dianggap aman, karena tangan dan mulut kita tak menggangu kenyamanan mereka. 

Ada syarat utama untuk membentuk diri kita menjadi orang baik yaitu harus menjadi orang yang beriman dan beramal shaleh.

Beriman kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengutus Nabi Muhammad Saw, dengan kitab suci Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia agar selamat, hidup bahagia di dunia dan akhirat. 

Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk dari Allah. 

Jalan untuk mendekatkan hidayah adalah dalam agama Islam, agama yang paling diridhai Allah SWT.
Berbagai jalan yang lurus yang bisa kita tempuh sesuai teladan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, di antaranya:

  1. Belajar dan mengajarkan Alquran
    Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya." (HR Bukhar2.
  2. Paling baik kepada istri dan anaknya. Berbuat baik kepada keluarga. "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan saya adalah yang terbaik dari kalian terhadap keluargaku." (HR at-Tirmizi)
  3. Berakhlak baik dan menuntut ilmu Beliau SAW bersabda: Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya. (HR Bukhari) Dalam riwayat lain menyebutkan, "Sebaik-baik kalian Islamnya adalah yang paling baik akhlak jika mereka menuntut ilmu." (HR Ahmad)  Bersikap baik  Dan juga beliau SAW bersabda: Sebaik-baik kalian ketika masa Jahiliyah adalah sebaik-baik kalian di dalam Islam jika memahami agama." (HR Bukhari)
  4. Memberi makan Beliau SAW juga bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan." (HR Ahmad)
  5. Memberi salam kepada sesama muslim dan menjawab salam mereka.
  6. Menjaga tangan dan mulut dari mengganggu dan menyakiti orang lain. Masyarakat mengharap kebaikannya dan aman dari keburukannya "Sebaik-baik kalian adalah yang diharapkan kebaikannya dan dirasakan aman dari keburukannya. Dan seburuk-buruk kalian adalah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak dirasakan aman dari keburukannya." (HR at-Tirmidzi)
  7. Menyegerakan membayar hutang. Jangan menunda-nunda, jika sudah ada. Paling baik dalam membayar utang Nabi SAW bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam pembayaran (utang)." (HR Bukhari)
  8. Lakukan hal bermanfaat bagi manusia  
    Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain." (HR ath-Thabari)
  9. Panjang umur dan baik amalnya
    Diriwayatkan dari Abdullah bin Busr bahwasanya seorang Arab badui berkata, Ya Rasulullah! Siapakah sebaik-baik manusia?" Beliau menjawab, "Yang panjang umurnya dan baik amalannya." (HR at-Tirmidzi)  
  10. Membiasakan salat berjamaah. Bersikap lembut dalam salat berjamaah dan menutup celah shaf. "Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut pundaknya ketika salat (berjamaah) dan tidak ada satu langkah dari seorang hamba ketika melangkahkan satu langkah yang pahalanya lebih besar melebihi langkahnya seorang laki-laki yang berjalan menuju celah di shaff kemudian dia menutupinya." (HR at-Thabari)


Maka dalam kesederhanaan hidup kita, berusahalah bersikap jujur dan zuhud dalam urusan duniawi itu dapat melembutkan hati untuk mengingatkan diri akan kematian dan mengakui hanya Allah  Yang Maha Kuasa.


Walaupun kita berpendidikan rendah, ekonomi tingkat bawah, dan tak punya banyak pengikut atau pengaruh di masyarakat, tetaplah untuk menjadi orang yang bermanfaat. 

Tinggalkan kemalasan dan kelemahan yang akan menghambat langkah perubahan dalam diri kita menjadi orang baik.
Wallahu A'lam bishshowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline