Lihat ke Halaman Asli

Yustrini

Menulis juga di www.catatanyustrini.com

Berusaha Memahami Motif Pelaku Teror dari Film "I'm Not Ashamed"

Diperbarui: 12 April 2019   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawaban.com

I'am Not Ashamed merupakan film yang diangkat dari sebuah buku jurnal seorang remaja bernama Rachel Joy Scott yang menjadi salah satu korban dari aksi teror yang dilakukan oleh temannya sendiri. Rachel ini adalah korban pertama penembakan yang terjadi pada 24 April 1999 di Kolombia, Amerika Serikat.

Jika ditelusuri, awal mula aksi ini adalah kekecewaan para pelaku teror yang adalah 2 orang teman sekelas Rachel, terhadap teman-temannya. Ada perasaan melecehkan atau menganggap diri memiliki derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya. Maka semua orang yang tidak sesuai dengan pandangannya, dianggap tidak layak hidup di dunia. 

Di awal film, digambarkan seorang gadis kecil menggambar sebuah tangan. Lalu cerita berkembang si mana kehidupan Rachel kecil harus mengalami pergumulan berat karena perceraian orang tua. 

Ibu Rachel mulai mengajarkan anak-anaknya untuk mengandalkan Tuhan bagi setiap kebutuhan rumah tangga mereka. Rachel pun tumbuh seperti remaja pada umumnya. Yang kadang sering tidak percaya diri. Apalagi berada di tengah-tengah lingkungan pergaulan yang kurang baik. Hampir semua temannya terjerumus dalam kecanduan narkoba, alkohol, bullying dan seks bebas. 

Rachel mengalami suatu pergumulan yang cukup berat. Di satu sisi, ia sadar jika terang-terangan menyatakan imannya maka teman-temannya akan menganggapnya aneh, sok suci bahkan kehilangan teman.

Forbes.com

Perjalanan iman Rachel terus berkembang ketika mengikuti sebuah persekutuan doa di kotanya. Kasih Rachel membawanya untuk menjangkau seorang pemuda tuna wisma yang mencuri makanan di minimarket. Tak disangka perbuatan Rachel bisa mengubah hidup pemuda tanpa masa depan itu menjadi memiliki pekerjaan dan bahkan keluarga baru.

Suatu hari gurunya meminta agar muridnya mempresentasikan kontribusi apa yang akan dilakukan untuk mengubah dunia. Rachel memanfaatkan hal itu untuk mempresentasikan kasih yang mengubahkan dunia di depan kelas. Ia tidak malu mengakui bahwa dirinya seorang Kristen. 

"Aku ingin menjadi terang, meski rasanya begitu gelap. Seperti aku memikul sebuah beban yang berat di punggungku. Ada sesuatu di dalam diriku yang membuatku ingin menangis, tapi aku tak tahu apa itu."-Rachel Joy Scott.

Presentasi itu membawa sedikit perubahan di sekolah di mana siswa yang sering melakukan bullying menjadi mengasihi siswa yang selama ini menjadi korban bully. Teman Rachel yang mengalami pelecehan juga ingin mengenal kasih Tuhan. 

Sayangnya senyum Rachel itu terhenti ketika dua teman sekelasnya, Eric Harris dan Dylan Klebols tiba-tiba mendatanginya dengan menodongkan senapan dan menembak kepalanya. 

Columbine High School berubah menjadi mencekam. Siang itu 15 telah orang menjadi korban kekejaman mereka. Korban-korbannya adalah teman dan guru yang sudah masuk daftar target penembakan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline