Lihat ke Halaman Asli

Yus Ibnu Yasin

Konsultan Budaya Dan Organisasi

Gagal Itu Hal Biasa

Diperbarui: 8 Maret 2021   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti yang saya sampaikan di awal, bahwa perjalanan di tengah itu tidak lebih mudah daripada perjalan di awal. Sulit dilalui. Itulah mengapa guru kita sering mengajarkan bahwa kesuksesan tidak ada yang instant, maka kuncinya adalah terus bergerak, jangan sampai berhenti, berhenti artinya mati, air yang berhenti mengalir akan bau, sungguh taka da yang merusak besi kecuali karatnya sendiri, taka da yang bisa merusak diri kita kecuali mindset kita sendiri. Gagal sekali bukan artinya gagal selamanya. Justru itu pertanda kita sudah mencoba. Lebih baik mencoba dan gagal daripada kita gagal untuk mencoba.

Ada 2 hal yang mengakibatkan kita gagal

  • Lemahnya system capaian goal kita, seperti yang saya sampaikan, kita hanya semangat di awal, tak system yang menjaga semangat dan daya juang kita sehingga di tengah terseok seok.
  • Kompetensi kita tak sebesar goal kita, semangat kuda tenaga ayam. Ingin memeluk bintang apa daya bangun selalu kesiangan. Kita tak pernah mengasah kompetensi sehingga tak layak target kita capai sendiri. Kesuksesan kita sebanding dengan kompetensi, maka kalau mau sukses, tingkatkan kompetensi kita di bidang masing masing.

Trus bagaimana kalau kita jarang gagal ? ini yang justru berbahaya. Bisa jadi goal kita, target kita yang biasa biasa saja. Sehingga tidak perlu effort dalam capaiannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline