Membahas kesehatan mental memang tidak ada habisnya. Permasalahan pada era saat ini yang dialami oleh masyarakat Indonesia utamanya diusia remaja hingga dewasa.
Usia remaja mengalami masa yang namanya Pubertas. Pada masa pubertas yang dialami oleh kalangan remaja itulah kesehatan mental terganggu.
Penyebab utamanya antara lain, labil dalam mengambil keputusan, mudah emosi sehingga belum bisa menguasai dirinya sendiri, dan ingin diakui oleh lingkungannya dengan menunjukkan eksistensi dirinya sendiri.
Pada usia dewasa, memiliki berbagai permasalahan yang dialami dapat memengaruhi kesehatan mental. Faktor yang dialami orang dewasa sangat beragam, dimulai dari faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal yaitu salah satunya meiliki tekanan lingkungan individu. Misalnya, tekanan keluarga yang sering menanyakan "Kapan menikah? Kerja/Kuliah dimana? Gajimu berapa?".
Hal tersebut dapat memberikan tekanan pikiran dan batin terhadap individu dewasa. Beberapa faktor internal antara lain, ingin segera lulus kuliah, kemudian mendapat kerja yang gajinya 2 digit, dan akhirnya menikah dengan pasangan idamannya.
Bagaimanapun juga hal tersebut sebuah cita-cita atau harapan yang ingin dicapai. Tetapi kalau tidak sesuai dengan kenyataan dan tidak tercapai, hal tersebut dapat mengancam kesehatan mental.
Elsa Savitrie, SKM, M.Kes pada website Kementerian Kesehatan Direktorat Jendera Pelayanan Kesehatan berpendapat tentang kesehatan mental.
Bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Lantas, bagaimanakah ciri-ciri kondisi mental yang sehat?
Kondisi mental yang sehat memiliki beberapa ciri—ciri dan kondisi kriteria yang cocok. Diantaranya yaitu merasa lebih bahagia dan lebih positif tentang diri mereka sendiri dan menikmati hidup; bangkit kembali dari kekesalan dan kekecewaan; memiliki hubungan yang lebih sehat dengan keluarga dan teman; melakukan aktivitas fisik dan makan makanan yang sehat; terlibat dalam kegiatan; memiliki rasa pencapaian; bisa bersantai dan tidur nyenyak; dan merasa nyaman di komunitas mereka.