Lihat ke Halaman Asli

Hasrat

Diperbarui: 1 Desember 2015   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hai lelaki berkemeja lengan pendek, aku cape. Aku cape. Aku cape.

Apa kau bilang lelaki berkemeja lengan pendek, libidomu tinggi, testosteronmu tinggi dalam darah. Mana darahmu, aku lihat, ambilkan kacamataku diatas buku-buku itu. Biar aku lihat testosteronmu itu, Oh Tuhan iya benar aku lihat banyak sekali testosteron yang beredar dalam darah merahmu itu. Hai lelaki berkemeja lengan pendek, aku bukan perempuanmu, aku temanmu. Aku bukan pemuas hasratmu, aku tidak bisa melakukannya. Aku punya lelaki sejatiku, pasangan hidupku.

Apa kau bilang? Kau berbisik apa, coba kau ulangi lagi? Kupingku tersumpal suara-suara rintihan pesakitan kekecewaan keluhan, jadi coba kau ulangi lagi. Apa?? Kau memintaku kita ber-2 melakukannya? Hah sudah gilakah kita? Sudah gilakah kita? Atas nama cinta? Iblis apa yang ada diruangan ini, setan darimana itu? Cepat bawakan kitab suci kita ber-2, kau duduk dihadapanku, kita baca kitab suci masing-masing. Hah iblis itu tidak juga pergi, tidak pula lenyap, tidak mempan dengan ayat di kitab sucimu & kitab suciku, belum mati juga. Hai lelaki berkemeja lengan pendek, guruku pernah mengatakan iblis tidak bisa dimatikan kerena tidak bernyawa. Tidak ada yang salah dengan kitab suci ini, yang salah pikiran&hati kita.

Hai lelaki berkemeja lengan pendek. Iblis itu mengatakan padaku bahwa kau adalah iblis jantan & aku ini iblis betina. Tidak, aku tidak terima dengan yang dikatakan iblis itu. Iblis sialan, iblis kurang ajar. Hai lelaki berkemeja lengan pendek, kita harus cari cara lenyapkan iblis sialan itu. Iblis yang selalu mengikuti kita. Cepat kau carikan cara itu! Apa kau tidak tahu caranya? C'mon jangan macam banci kaleng begitu, kita cari cara itu. Mana tab'ku? Hai lelaki berkemeja lengan pendek, hasil yang kutemui di internet sungguh mengecewakanku.

Apa?! Kau malah tersenyum & menciumku. Jadi kau sudah tahu caranya. Hai lelaki berkemeja lengan pendek, aku jarang bersosialisasi dengan teman-teman, aku tidak mengerti tentang rasa, aku selalu mengandalkan yang dilihat&didengar, tidak berani menerka-nerka menggunakan perasaan, tidak sepertimu. Aku tidak terlatih mengenal dengan menyelami orang, aku hanya nice to know dengan teman. Aku terlatih, menyelesaikan masalah yang kutemui dengan membaca membaca menelaahnya sendiri, tidak berdiskusi dengan kawan. Berbeda denganmu. Kau mempermainkan aku.

Hai lelaki berkemeja lengan pendek! Bagaimana ini, aku bukan budakmu, bukan budak hasratmu, bukan pula budak iblis itu. Apa kau bilang? Kau mau, kau bertanggungjawab, hai lelaki berkemeja lengan pendek, siapkah engkau dengan segala konsekuensinya? Apa, ulangi lagi? Kau katakan "siap", bersediakah engkau menikahiku dengan keyakinanku? Kau bilang "siap". Dengarkan, hai lelaki berkemeja lengan pendek "kau & aku terikat pernikahan dengan pasangan".

Iblis merayu, merajuk, terbentuklah pengikut iblis. Dalam ruangan itu, desahan nafas, bibir saling berpagutan, keringat membasahi, erangan nafsu sesal berpadu menjadi satu, terlena dalam kenikmatan sesaat&sesat, tersalurkan libido, terdengar suara aaahhhhh muka menegang dan kemudian relax, tersimpul senyum dari bibir sang lelaki. Libidomu tersalurkan, hasrat terpuaskan, seketika terlelap dalam tidur.

Iblis tertawa terbahak-bahak menang, berlalu meninggalkan mereka ber-2 yang tertidur lelap. Malaikat bersedih, menangisi perbuatan 2 insan itu. Hahahahahahah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline