Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perkembangan dari masa ke masa. Hal ini, dimulai dari kependudukan bangsa kolonial Belanda di Indonesia hingga masa kemerdekaan saat ini. Pada masa penjajahan Belanda, pendidikan sangat terbatas. Pada saat itu, Belanda mulai menguasai beberapa daerah dan mencuri kekayaan alam Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Belanda juga mulai memperbudak manusia pribumi demi kepentingan pemerintah Belanda serta bertujuan mencari tenaga kerja dengan upah minimum. Belanda juga memulai untuk membuka sekolah untuk manusia pribumi, namun hanya dikhususkan untuk calon-calon pegawai administrasi atau pekerja bagi pemerintah Belanda. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh Belanda menggunakan bahasa Belanda dan mengenalkan kebudayaan Belanda.
Perjalanan pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran besar sosok Ki Hajar Dewantara. Sebagai bapak pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara telah memberikan begitu banyak kontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Sebagaimana yang diketahui bahwasannya pada masa penjajahan Belanda, pendidikan di Indonesia mulai diadakan, hanya saja keadaannya masih sangat terbatas.
Pendidikan abad ke-21 memberikan gambaran tentang situasi yang ada dalam proses pendidikan. Pendidikan mengacu pada pengalaman berharga peserta didik yang sesuai dengan realitas masa depan. Pendidikan juga harus sepenuhnya mencerminkan kondisi dan situasi masa depan, menciptakan konteks pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman yang akan dihadapi peserta didik dalam kehidupan mendatang.
Keadaan pendidikan saat ini mengalami pergeseran dalam pelaksaanaan kegiatan pembelajaran, hal ini secara langsung memengaruhi konteks pembelajaran di kelas. Prinsip pengembangan Kurikulum Merdeka mendukung perubahan dengan memberikan lebih banyak ruang dan perhatian kepada peserta didik sebagai subjek dan objek pendidikan. Hal ini mencerminkan transformasi menuju pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan dengan kebutuhan peserta didik dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pendidikan saat ini mengutamakan kebutuhan peserta didik, mencakup aspek psikologis serta kesejahteraan fisik dan kognitif. Dalam pelaksanaan pendidikan saat ini difokuskan untuk memberikan pengajaran yang berpihak pada peserta didik. Model pengembangan pendidikan menekankan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sesuai dengan keterampilan dan karakteristik yang dimiliki oleh setiap individunya.
Proses berpikir kritis memberikan kontribusi terhadap pengembangan pemikiran peserta didik secara menyeluruh untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Peserta didik juga dapat dilatih dengan berbagai aspek yang mendukung kemampuan berpikir kritis.
Dalam konteks perkembangan kehidupan selanjutnya, peserta didik akan menghadapi realitas yang menuntut mereka untuk berpikir secara kritis, didukung oleh berbagai pengalaman yang diperoleh melalui pengalaman belajar pada saat di sekolah. Harapannya generasi mendatang akan mampu menghadapi tantangan global yang tidak dapat diprediksi oleh semua orang, sebagai pendidik harus dapat menciptakan sebuah generasi emas yang siap menghadapi dunia abad 21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H