Lihat ke Halaman Asli

Dea Yurida

Penikmat hidup

Ampunan Tuhan

Diperbarui: 12 Juli 2024   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terbiar di bawah sinar rembulan
Tergiur melihat anggur di cawan
Ter engah nafas di pacuan
Terasa melayang tinggi di awan

Berhembus angin membawa aroma kemenyan
Kembang tujuh rupa bertaburan
Dupa berasap merasuki pernafasan
Dalam sekejap hilang kesadaran

Alunan nada terdengar di kejauhan
Menyibak gelap sepi di kesunyian
Komat kamit jejampi dilantunkan
Terdengar wingit dan menakutkan

Tergopoh banyak orang berlarian
Tak tentu arah kabur berhamburan
Ada yang naik pepohonan
Ada yang nyungsep di selokan

Terdengar jerit dan rintihan
Terlihat ramai tak terbayangkan
Hiruk pikuk karena kekacauan
Jantung berdegup tak beraturan

Para penyembah sadar perlahan
Akui tobat mohon ampunan
Jika jalan pintas jadi pilihan
Bukan solusi yang didapatkan

Mulai tenang kembali kesadaran
Mengharap ridho di jalan Tuhan
Mulai menunduk doa di panjatkan
Mohon ampun atas kesalahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline