Lihat ke Halaman Asli

Yupiter Sulifan

Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Rihlah Diawal Dzulhijjah (1): Di Makam Sunan Ampel Disambut Mekarnya Bunga Ceguk

Diperbarui: 9 Juni 2024   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rombongan pendidik SMAN 1 taman Sidoarjo saat di parkiran Makam Sunan Ampel Surabaya (foto-foto dokumentasi pribadi/rombongan)

Kata rihlah diambil dari bahasa arab yang berarti perjalanan. Rihlah ialah perjalanan salah satu cara untuk lebih mengenal tanda-tanda kebesaran Allah SWT dengan merasakan dan hadir langsung melihat ciptaan-Nya yang indah dan mengagumkan (tadabbur alam) dengan maksud dan tujuan yang baik dan di dasarkan niat kepada Allah SWT.

Diawal bulan Dzulhijjah ini rombongan pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo mengadakan rihlah ke makam para wali lima. Berikut salah satu hasil reportasenya yang disajikan bersambung.

Ceguk (Combretum indicum) adalah perdu dengan akar yang merambat atau memanjang dengan panjang dari 2-8 m yang berasal dari Myanmar.

Walau meninggal dunianya tidak di Surabaya, Sunan Ampel dimakamkan di Surabaya, tepatnya di daerah Ampel Denta Surabaya utara. Kawasan Ampel yang terkenal dengan perkampungan Arab ini, kini menjadi salah satu urat nadi perekonomian kota pahlawan. 

Ali Rahmatullah (Raden Rahmad) atau yang dikenal dengan Sunan Ampel adalah seorang wali yang menyebarkan ajaran Islam di Tanah Jawa. Beliau lahir pada tahun 1401 di daerah Champa, Vietnam. Sunan Ampel adalah Putra dari Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi dengan Dewi Candrawulan.

Oleh karena itu, tradisi keagamaan muslim Champa terlihat pada tradisi keagamaan yang dijalankan masyarakat muslim tradisional di pesisir utara Jawa, yang menjadi wilayah dakwah Sunan Ampel.

Tradisi keagamaan Champa Muslim di wilayah dakwah Sunan Ampel di antaranya sebagai berikut:

1. Kebiasaan men-talqin orang mati dengan melakukan kenduri dan memperingati kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-10, ke-30, ke-40, ke-100, dan ke-1000.

2. Perayaan 1 dan 10 Syuro dengan penandaan bubur syuro. Larangan menyelenggarakan hajat menikahkan keluarga, mengkhitankan anak dan pindah rumah pada bulan Syuro.

3. Tradisi Rebo Wekasan atau Arba'a Akhir di bulan Safar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline