Lihat ke Halaman Asli

Yupiter Sulifan

Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Wujudkan Sekolah Bebas Perundungan, SMKMITA Gelar Seminar Stop Bullying

Diperbarui: 28 November 2022   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yupiter tatkala memberikan materi tentang Stop Bullying (foto-foto Putri Jr)

SMK Muhammadiyah 1 Taman menggelar seminar penerapan sekolah bebas perundungan (bullying) yang bertempat di Masjid Al-Mu'minin pada hari Selasa, (22/11) pukul 09.00 s/d 11.00 WIB. Tujuan acara ini diadakan untuk membekali sekaligus mengantisipasi siswa agar tidak menjadi pelaku mau pun korban bullying.

Seminar yang bertema Stop Bullying ini menghadirkan nara sumber Yupiter Sulifan, M.Psi., ketua MGBK SMA Negeri Swasta se-Sidoarjo. Hadir pula sebabai peserta para guru SMKMITA, dan siswa kelas X serta XI semua jurusan.

Rangkaian kegiatan ini didahului dengan pembukaan yang di moderatori oleh Putri Amanda dan Nabila Salma, dilanjutkan dengan sambutan waka kesiswaan SMKMITA, Vicky Dwi Oktavianto, S.Pd., sambutan ketua pelaksana, dan pemaparan materi anti perundungan yang berbasis Profil Pelajar Pancasila.

Vicky Dwi Oktavianto, S.Pd. dalam sambutan mengatakan sekolah harus bebas perundungan agar siswanya belajar dengan senang dan kerasan dalam mencari ilmu.

"Kegiatan hari ini sangat bagus dan sangat baik sekali karena ini membekali siswa bisa bersikap dalam menghadapi bullying baik disekolah maupun di luar sekolah dan di lingkungan tempat tinggal," jelas Yupiter Sulifan, M.Psi yang juga guru BK SMAN 1 Taman.

Kegiatan ini berlangsung dengan baik dan kondusif, dikarenakan para siswa-siswi sangat antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh Yupiter yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Tak sampai di sana saja, para siswa-siswi diberikan sesi tanya jawab tentang materi yang sudah disampaikan.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan permainan dimana permainan itu siswa-siswi dibagi menjadi empat kelompok, setiap kelompok memiliki ketua kelompok dan diberi tiga lembar kertas, disetiap kertas itu terdapat soal yang harus dijawab oleh para anggota kelompok. Setelah selesai mengerjakan soal tersebut, pemateri menunjuk salah seorang anak untuk menjelaskan apa yang sudah dijawab tadi.

Peserta saat mengerjakan tugas dari nara sumber. dokpri

"Harapan saya, kegiatan seperti ini harus sering dilakukan dengan berbagai latar belakang narasumber, karena dari latar belakang narasumber itu, wawasan-wawasan baru akan didapat siswa tentang bullying, baik dampaknya maupun cara mengatasinya karena jika informasi-informasi itu tidak didapatkan siswa, khawatir sering terjadi bullying di sini," harap Yupiter Sulifan, M.Psi, yang juga seorang terapis SefT ini.

Peserta berkelompok mendiskusikan tugas dari nara sumber. dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline