Lihat ke Halaman Asli

Yupiter Sulifan

Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Idul Fitri Sejatinya Hari Rayanya Anak-Anak

Diperbarui: 30 April 2022   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bingkisan kue kecil, amplop dan uang identik dengan Idulfitri dan hari rayanya anak-anak (dokpri)

Sepertinya ini tradisi sejak jaman dahulu, entah sejak tahun berapa, ketika Idulfitri tiba yang senang adalah anak-anak. Ketika penulis masih usia TK hingga kini berusia kepala empat, Idulfitri sangat disuaki anak-anak.

Wajar, selain berlimpah makanan, minuman, kue-kue, permen juga yang tak kalah serunya mereka akan mendapatkan uang dari orang tua, tetangga dan sanak saudara.

Selain dikemas dalam bentuk bingkisan kecil, dimasukkan amplop juga langsung selembaran uang kertas yang masih baru dan beraroma khas cetakan.

Coba kita lihat, betapa senangnya mereka tatkala selesai shalat Idulfitri, langsung berlarian menuju rumah lalu bertandang ke rumah tetangga dan sanak saudara. Dan, orang dewasa sudah memahami bila rumahnya didatangi anak-anak saat Idulfitri, setelah bersalaman, duduk sambil menikmati sajian kue yang ada.

Satu prilaku mereka, tidak akan pulang sebelum tuan rumah memberi uang. Walau, tidak semuanya seperti ini tapi kebanyakan anak-anak menunggu tuan rumah memberi uang lalu mereka pamit. 

Bukan berarti kita mendidik mereka menjadi pengemis dengan mengharap sedekah uang dari orang dewasa saat Idulfitri. Ini terjadi hanya setahun sekali dan dihari-hari biasa mereka tidak berprilaku seperti ini. Pemahaman tentang uang saat Idulfitri itu bagi orang dewasa dan anak-anak sudah beda. 

Anak-anak mengidentikkan Idulfitri itu dengan bagi-bagi uang, mereka akan menerima uang dari orang dewasa. Sungguh bijak bila yang dewasa mengartikan memberi uang saat Idulfitri ini sebagai bentuk amal ibadah, sedekah, shodaqoh setahun sekali kala Idulfitri.

Toh, anak-anak juga tahu diri, diluar hari Idulfitri walau mereka bertandang ke rumah tetangga, sanak saudara, mereka tidak berharap diberi uang. Mereka menganggap sebagai waktu bermain biasa atau sekedar melepas kangen bisa berjumpa dengan teman sebayanya disitu.

Setuju atau tidak, penulis tidak memaksakan kehendak, satu yang pasti, banyak anak kecil yang berbahagia kala Idulfitri tiba. Baju baru, uang baru dan berlimpah makanan minuman bisa mereka dapatkan dengan cuma-cuma. Idul Fitri identik dengan hari rayanya anak-anak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline