Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Konflik Harus Dikelola Bukan Dihindari

Diperbarui: 18 Desember 2023   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi konflik. | Sumber: Freepik

Banyak orang tidak menyadari bahwa konflik itu  keniscayaan dalam hidup bersosial, mulai dalam rumah tangga, dalam organisasi, perusahaan hingga  interaksi keseharian masyarakat menjalani kehidupan. Terjadinya konflik sesuatu yang tidak bisa dihindari dan wajar adanya. Untuk itu konflik harus dikelola bukan dihindari.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara konflik dengan kinerja karyawan dalam perusahaan. Artinya, pada semakin tinggi konflik maka kinerja karyawan akan semakin tinggi pula. Hanya saja, ada satu titik tertinggi sebuah konflik yang bisa diterima. Setelah titik itu, konflik yang berkelanjutan akan menurunkan kinerja karyawan.

Grafik dibawah ini menjelaskan titik mana konflik harus dikendalikan untuk mencapai kinerja tertinggi karyawan.

Konflik dan Kinerja (Stephen T. Robbins & Timothy A. Judge, 2023)

Pada titik A dan titik C menunjukan tingkat konflik yang menurunkan kinerja karyawan pada level terendah dan ini tergolong jenis konflik disfungsional, sedang titik B merupakan level konflik terbaik untuk mencapai kinerja tertinggi karyawan, dan termasuk jenis konflik fungsional.

Konflik fungsional (B) menunjukkan tipe konflik yang mendukung dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedang tipe konflik disfungsional (A dan B) sebagai aspek yang mengganggu dan menghambat kinerja kelompok. Para manajer harus mampu mengendalikan level konflik agar tetap pada fungsional level.

Konflik sebagai proses yang terjadinya dimulai apabila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif sesuatu yang dipedulikan oleh pihak pertama. Secara subtantif, konflik bisa terjadi dalam bentuk task conflict, relationship conflict dan process conflict.

Sementara itu, dilihat dari locusnya konflik bisa terjadi dalam konteks intragroup, intergroup dan bahkan dyadic conflict. Artinya, semakin besar dan banyak orang dalam kelompok maka potensi konflik yang semakin kempleks akan semakin tinggi.

Memahami proses terjadinya konflik merupakan cara terbaik untuk menyelesaikannya dengan baik dan efektif.

Lima tahap yang menjadi elemen dasar terjadinya sebuah konflik, apapun jenis dan lokus konfliknya, yaitu 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline