Pertanyaan sederhana, apakah Anda berani untuk memutuskan koneksi di luar jam kerja? Artinya, tidak ada pengecekan surel atau email yang masuk, pun tidak ada pemeriksaan untuk panggilan tidak terjawab. Ini pula berarti, seluruh koneksi berbasis internet yang Anda miliki diputuskan di luar jam kerja. Berani?
Sangat mungkin jawaban Anda sederhana pula, yaitu "bisalah, siapa takut!?"
Tapi, saya ragu apakah Anda bisa mengeksekusinya bila belum pernah mencoba fully disconnect.
Bila sudah mencoba, saya masih ragu Anda bertahan lama. Artinya, jangan-jangan Anda hanya mampu beberapa jam saja. Atau hanya ketika Anda tertidur. Atau malah, saat jaringan tidak ada. Lebih parah lagi, saat kuota Anda habis!
Jangan pernah anggap remeh pertanyaan sederhana ini, sebab menyangkut hidup dan pekerjaan Anda. Bahkan bila keliru mengelolanya, Anda bisa berada dalam kesulitan serius.
Salah satu dampak serius pandemi Covid-19 dan diterapkannya Work From Home (WFH) secara masif, terstruktur dan menyeluruh secara global adalah pengelolaan office hour para karyawan, bahkan juga profesional dan CEO.
Tanpa disadari, ada kekacauan dan bahaya yang mengintip ketika salah mengelola jam kerja yang ada.
Artinya, bekerja 40 jam dalam seminggu menjadi masalah ketika hal itu dilakukan di rumah, bekerja dari rumah, dan dikontrol secara mobile.
Betulkah Anda bekerja 40 jam seminggu dari rumah, dan Anda dibayar dengan 40 jam itu? Atau, yang terjadi Anda bekerja lebih dari 40 jam, mungkin bahkan ekstrimnya 24 jam dalam sehari, tetapi Anda hanya menerima bayaran untuk 40 jam kerja saja?
Situasi lainnya, jangan-jangan Anda bekerja kurang dari 40 jam dalam seminggu, tetapi Anda menerima gaji untuk 40 jam kerja yang ditetapkan oleh perusahaan?